Jakarta (ANTARA) - Laporan terbaru dari Access Partnership menunjukkan bahwa Google Play dan Android mendorong pertumbuhan ekonomi aplikasi di Indonesia dengan 97 pengguna internet baru dan peningkatan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp653 triliun.

Menurut laporan bertajuk “Accelerating the app economy in Indonesia: Android and Google Play’s impact in Indonesia”, kehadiran Android meningkatkan keragaman dan inovasi industri, menurunkan harga ponsel pintar, dan memperluas pilihan konsumen.

Sedangkan Google Play berperan dalam membantu perkembangan Indonesia dalam menjangkau audiens global dan menawarkan rata-rata 23 aplikasi baru yang dapat diunduh setiap harinya.

“Keterjangkauan dan aksesibilitas yang lebih baik ini telah menyebabkan 97 juta lebih masyarakat Indonesia dapat mengakses Internet melalui ponsel pintar, menghasilkan kontribusi sebesar Rp653 triliun terhadap PDB Indonesia selama 5 tahun terakhir dibandingkan jika Android tidak ada di pasar," ujar Direktur Access Partnership Abhineet Kaul secara daring, dalam acara di Jakarta, Senin.

Baca juga: Google Play hadirkan "Study Jams" kelas unik bagi pengembang gim lokal

Menurut laporan tersebut, pengguna Android menyukai aksesibilitas, kemampuan beradaptasi, dan pengalaman pengguna ekosistem Android secara keseluruhan.

Meski tidak memakai ponsel pintar dengan sistem Android, pengguna non-Android tetap menggunakan aplikasi Google yang telah terpasang pada perangkat mereka.

Hal ini didukung dengan data yang menunjukkan bahwa 97 persen pengguna akan mengunduh aplikasi Google jika aplikasi tersebut tidak terpasang di perangkat ponsel pintar mereka.

“Selain itu, ekosistem terbuka seluler yang diciptakan oleh Google Play dan Android telah menciptakan lapangan kerja di sektor aplikasi dan pekerja lepas di Indonesia, mendukung sekitar 162.000 pekerjaan, termasuk pekerjaan langsung, tidak langsung, dan pekerjaan tambahan," kata Abhineet.

Namun, meski industri aplikasi yang sedang berkembang di Indonesia menawarkan berbagai potensi, industri ini juga menghadapi hambatan besar yang memerlukan perhatian, termasuk aksesibilitas digital, terbatasnya adopsi digital di kalangan UMKM, dan kurangnya pekerja terampil di bidang teknologi. 

Baca juga: Google Play Games beta untuk PC ekspansi ke 60 negara

Laporan tersebut mengungkap sejumlah kebijakan yang dapat membantu mengatasi tantangan-tantangan di industri aplikasi.

Di antaranya, memperkuat akses internet dan infrastruktur digital khususnya di daerah perdesaan, mendukung dunia usaha terutama UMKM untuk bertransformasi digital.

Selanjutnya, peningkatan keterampilan bagi calon pengembang aplikasi maupun pengembang aplikasi yang ada saat ini, serta membangun kemampuan Indonesia sebagai pusat teknologi regional melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan antar pengembang aplikasi di wilayah sekitar.

Selain itu, sebagian penduduk Indonesia masih kekurangan akses internet yang dapat diandalkan. Kesenjangan ini dinilai memerlukan investasi besar dalam infrastruktur yang dapat menghubungkan wilayah-wilayah, termasuk daerah terpencil.

Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan dengan menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut secara strategis, Indonesia dapat mengatasi tantangan dan sepenuhnya mengeluarkan potensi dari ekonomi aplikasinya.

"Upaya ini memastikan bahwa kemajuan yang dicapai di dunia digital menjangkau seluruh pelosok negeri, mendorongnya menuju masa depan digital yang tidak meninggalkan siapa pun," ujar dia.

Baca juga: Google Play 1 Dekade: WhatsApp, Gojek jadi aplikasi pembentuk generasi

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023