Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menjelaskan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dapat membuka peluang bisnis hingga lapangan pekerjaan baru bagi negara.

“Secara global, sudah banyak negara yang menyatakan minatnya. Tapi secara domestik ini masih menjadi tantangan karena masih banyak yang menganggap kita membawa limbah ke Indonesia,” kata Jodi pada acara International & Indonesia CCS Forum 2023 di Jakarta, Senin.

Jodi menyampaikan bahwa CCS seharusnya tidak hanya dilihat dari royalti dan upah saja. Namun menurut dia, CCS  berpeluang menciptakan transfer teknologi, dan industri-industri turunan yang bisa dihasilkan, serta menciptakan lapangan kerja.

“Jadi kita harus melihat ekonomi turunan yang akan terbuka,” ujarnya.

Direktur Eksekutif International & Indonesia Carbon Capture Storage (IICCS) Center Belladona Troxylon Maulianda menjelaskan metode CCS dilakukan dengan cara memasukkan CO2 ke dalam tanah.

“Kedalamannya sekitar 20 kali ketinggian Monas, jadi sangat dalam sekali. Harapannya CO2 ini bisa larut dalam lapisan air. Kedua, nanti CO2 itu bisa berikatan secara kimia di permukaan batuan tanah. Ketiga, CO2 ini juga bisa mengisi pori-pori batuan,” katanya.

Bella berharap dengan cara tersebut CO2 bisa tersimpan secara permanen. Selain itu, dia juga mengatakan secara teknis metode ini sangat aman karena sudah dilakukan oleh Norwegia, Kanada, dan Amerika Serikat US sejak 1980an.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa CCS dapat memberikan peluang bisnis dan investasi yang signifikan bagi Indonesia.

Menurut Luhut pengembangan pusat CCS di Indonesia mempunyai potensi yang besar karena wilayah ini memiliki sumber daya yang tersedia untuk penyimpanan CO2 dan lokasi industri yang berdekatan.

Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) merupakan teknologi yang dinilai sangat efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penangkapan karbon dioksida (CO2) dari proses industri dan pembangkit listrik, lalu menyimpannya dengan aman di bawah tanah.

Baca juga: Luhut: CCS berikan peluang bisnis dan investasi bagi Indonesia

Baca juga: Luhut: RI siap jadi bagian investasi penyimpanan karbon dunia

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023