Ini merupakan kegiatan tahunan kita, untuk mendoakan dan bersyukur atas jasa para Sultan Siak
Siak, Riau, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Siak, Provinsi Riau kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan ritual tolak bala, Ghatib Beghanyut, dengan berzikir bersama masyarakat di atas perahu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, Senin malam.

Wakil Bupati Siak, Husni Merza memimpin ritual tersebut dari titik kumpul di halaman Masjid Raya Syahabuddin Siak. Selanjutnya naik kapal dari Pelabuhan Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP) Siak hingga tempat kapal feri di Penyeberangan Belantik sejauh sekitar lima kilometer.

"Alhamdulillah, kita masih menjaga tradisi Ghatib Beghanyut, semoga terjaga dan lestari zaman ke zaman. Beghanyut (berhanyut) dari hulu ke hilir Sungai Siak, berharap doa terkabul dan amal ibadah diterima dan dijauhkan dari berbagai musibah penyakit dan peristiwa buruk yang melanda masyarakat kita. Semoga keberkahan untuk masyarakat dan negeri kita, Aamiin," ucap Husni Merza.

Tradisi Ghatib Beghanyut merupakan tradisi zikir bersama yang kesembilan kalinya oleh Pemkab Siak. Acara ghatib diawali dengan menggelar shalat bersama, makan malam dan doa pembukaan.

Kemudian diadakan pawai obor dari Masjid Shahabuddin menuju pelabuhan untuk menaiki kapal feri dan beberapa sampan. Husni menjelaskan tradisi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Siak dan terus dilestarikan hingga sekarang.

Baca juga: Memotong kambing kendit, ritual tolak bala warga Desa Silurah
Baca juga: Tradisi "Suran Tutup Ngisor" lereng Merapi untuk tolak bala pandemi


Ia menjelaskan, Ghatib Beghanyut adalah sebuah tradisi ritual untuk menjauhkan seseorang atau masyarakat dari berbagai musibah penyakit dan peristiwa buruk.

"Tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun setiap tahun melalui serangkaian zikir, tasbih, tahlil dan takbir yang dilakukan dengan berhanyut di Sungai Siak menggunakan beberapa sampan dan kapal feri," jelasnya.

Sebelumnya pada pada pagi hingga siang hari, rombongan terlebih dahulu ziarah ke makam para Sultan Siak, dimulai dari makam Sultan Abdul Jalil Rakhmadsyah atau Raja Kecik di Kampung Buatan Besar, Kecamatan Siak, kemudian ke kompleks makam Sultan Ke-2 Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah atau Tengku Buang Asmara di Kecamatan Mempura, dan Kompleks Makam Koto Tinggi serta makam Sultan Syarif Kasim II di Kecamatan Siak.

"Alhamdulillah tadi kami juga telah melaksanakan ziarah ke makam sembilan Sultan Siak di empat lokasi berbeda. Ini merupakan kegiatan tahunan kita, untuk mendoakan dan bersyukur atas jasa para Sultan Siak dan malam ini melanjutkan dengan tradisi Ghatib Beghanyut," ucap Husni.

Baca juga: Warga Witihama Flores Timur gelar ritual "tolak bala" cegah COVID-19
Baca juga: Pemkot Ternate imbau tradisi tolak bala tidak dihadiri banyak jamaah
Baca juga: Tradisi tepung tawar tolak bala yang kian langka di Palembang

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023