Jakarta (ANTARA) - Petembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba membidik medali emas pada ajang olahraga Asian Games 2022 Hangzhou China untuk dibawa pulang ke Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Fika itu ingin membawa pulang medali emas di pesta olahraga terbesar di Asia. Oleh karenanya dia begitu antusias dan bekerja keras saat menjalani latihan untuk secara terus menerus ingin mempertajam tembakannya.

“Secara pribadi saya ingin sukses di Asian Games, semoga bisa mendapatkan medali emas,” kata Fika di Lapangan Tembak Senayan Jakarta, Senin.

Petembak asal Kota Depok, Jawa Barat, itu akan berkompetisi di nomor 50 meter rifle. Pada nomor tersebut, dia akan menjumpai persaingan ketat dengan lawan tangguh dari wakil tuan rumah yaitu China, India, serta Jepang. Fika sadar perjuangannya nanti tidak akan mudah.

“Ini tidak mudah. Tapi saya optimis bisa meraih sukses. Latihan terus dilakukan Senin sampai Jumat. Mulai pagi dan sore. Semoga hasilnya bisa bagus saat pertandingan,” katanya.

Baca juga: Perbakin kirim 23 atlet Asian Games dan targetkan tiga medali

Fika menyebut saat ini dirinya bersama dengan 22 atlet menembak lain yang akan berangkat ke China sudah berlatih secara terus menerus dilakukan. Menurutnya, saat ini yang masih jadi perhatiannya untuk diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya adalah mental bertanding, serta juga fisik.

“Jadi ini kita betul-betul konsentrasi ditingkatkan untuk mempertajam tembakan. Saat ini konsentrasi untuk ditingkatkan adalah mental bertanding dan juga fisik. Jadi tidak boleh sembarangan. Mohon doa dan dukungannya agar bisa meraih target,” katanya.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Letjen (Purn) TNI Joni Supriyanto mengatakan saat ini para atlet sudah mengalami peningkatan berdasarkan jumlah skor yang didapat selama latihan.

Akan tetapi, Joni memberi perhatian khusus pada kondisi mental para atlet saat bertanding nantinya. Dia berharap para atletnya yang berjumlah 23 orang yang akan bertanding di Asian Games 2022, bisa mengantisipasi tekanan yang timbul saat kompetisi berlangsung.

"Mental tanding memang harus terus ditingkatkan. Jadi, atlet kalau sudah di garis tembak itu harus benar-benar siap, kecerdasan atlet menjadi hal yang mutlak dan menentukan,” katanya.

Pada saat berlangsungnya pertandingan, kata Joni, pelatih tidak akan bisa membantu banyak dengan satu kali kesempatan time out untuk memberikan arahan pada para atlet. Sisanya, atlet berjuang sendiri dengan keahliannya masing-masing. Oleh karena itu Joni menyebut kecerdasan atlet yang akan sangat berpengaruh dalam pertandingan.

Baca juga: Kemenpora dukung Perbakin tuai medali di Asian Games 2022

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023