Karena delapan jam itu sudah membentuk plak, apalagi kalau makan jenis-jenis permen.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia drg. Usman Sumantri, MSc., membagikan waktu yang tepat memperkenalkan anak-anak untuk menyikat gigi, yaitu  sejak mereka sudah bisa diajak bermain dan saat giginya sudah tumbuh.

"Kalau saya memperkenalkan sikat gigi itu justru saat anak sudah bisa main. Sekarang ada mainan-mainan dokter-dokteran itu sudah ada sikat giginya. Itu sudah memperkenalkan menyikat gigi," kata Usman dalam acara kesehatan yang digelar daring, Selasa.

Usman mengatakan ketika anak sudah tumbuh gigi, maka orangtua atau orang dewasa di sekitarnya harus memperkenalkan menyikat gigi sebelum tidur demi menghindari plak tertinggal di gigi. Menurut dia, memperkenalkan anak menyikat gigi sejak dini merupakan hal penting demi membentuk kebiasaan menyikat gigi termasuk sebelum tidur.

"Karena delapan jam itu sudah membentuk plak, apalagi kalau makan jenis-jenis permen, makanan yang gampang melekat itu harus betul-betul dihilangkan supaya tidak tertinggal," tutur Usman.

Baca juga: Perbaiki cara menyikat gigi dapat cegah timbulnya karies pada anak

Berbicara dampak buruk malas menyikat gigi, Usman mengingatkan tentang sakit gigi semisal gigi berlubang yang salah satunya bisa mengancam nyawa.

"Orang yang meninggal karena giginya berlubang, tidak dirawat bernanah, didiamkan bisa ke jantung, ginjal. Jad,i menyebabkan kematian, indirect to death, tidak menjadikan kematian langsung," tutur dia sambil menyarankan orang-orang memeriksakan gigi ke dokter setidaknya enam bulan sekali.

Terkait gigi berlubang, dalam acara yang sama, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D., mengatakan dampaknya pada organ tubuh lain seperti jantung dan lainnya.

"Saat kondisi tubuh mengalami kelelahan atau imunitasnya menurun maka dia (kuman yang berasal dari gigi berlubang) akan menyebar mengikuti pembuluh darah, bisa ke jantung, ginjal," kata dia.

Dia merujuk beberapa studi menuturkan bahwa saat kondisi kebersihan mulut seseorang buruk maka akan memacu zat-zat inflamasi menyebabkan terjadinya kenaikan kadar gula darah. Namun, saat kadar gula darah bisa dikendalikan, maka kesehatan gigi dan mulut yang tadinya goyah maka bisa baik kembali baik.

Selain itu, masih berdasarkan studi, ada hubungan antara penyakit sistemik seperti diabetes melitus dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Mereka yang kadar gulanya tinggi biasanya memiliki ciri salah satunya periodontitis yakni infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.

Selain itu, aroma napas orang dengan kadar gula tinggi yakni seperti cairan pembersih kuteks.

Baca juga: Dokter gigi: Menyikat gigi boleh lebih dari dua kali sehari 

Baca juga: Lima kesalahan yang sering dilakukan saat menyikat gigi

Baca juga: Dokter anjurkan tambal gigi meski lubang kecil

Baca juga: Dokter sebut "mouthwash" tingkatkan 20 persen kebersihan gigi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023