London (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan sekutunya pada Senin (11/9) mendesak warga Ukraina untuk tetap fokus pada upaya perang 18 bulan setelah invasi Rusia, sebuah indikasi bahwa otoritas di Kiev sedang mempersiapkan perang yang panjang.

Zelenskyy telah lama menyerukan fokus yang lebih besar pada upaya perang dan berjanji untuk mengintensifkan tindakan keras terhadap korupsi sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Kampanye tersebut memicu pemberhentian menteri pertahanan Ukraina pekan lalu dan juga mengakibatkan penahanan seorang tokoh bisnis yang pernah menjadi mentor Zelenskyy atas tuduhan penipuan.

Namun, seruan Zelenskyy dan para pejabat militernya kini lebih keras ketika militer Ukraina melancarkan serangan balasan yang stabil, tetapi relatif lambat, di wilayah-wilayah yang diduduki Rusia.

"Meskipun hari ini adalah hari ke-565 perang ini, setiap orang harus fokus pada pertahanan negara, seperti pada masa-masa awal," kata Zelenskyy dalam pesan video malam rutin yang dikeluarkan.

"Rusia tidak berharap untuk menang. Musuh hanya berharap bahwa kita tidak akan mampu menahan semuanya. Ukraina harus berdiri teguh. Segala sesuatu yang memperkuat kita adalah prioritas, satu-satunya prioritas. Tidak boleh ada yang melemah. Kita tidak akan membiarkan siapa pun melemahkan Ukraina," katanya, menambahkan.

Ketua partai Zelenskyy di parlemen menekankan hal tersebut, dengan mengatakan bahwa presiden tidak lagi bertanggung jawab atas "batu-batuan, stadion, lapangan tenis, dan barang rongsokan lainnya".

"Mulai Tahun Baru, negara ini harus beralih ke 'anggaran masa perang, di mana tidak akan ada lagi pengeluaran untuk hal-hal ini. Hanya pertahanan dan hanya senjata," kata David Arakhamia melalui Telegram.

Zelenskyy telah menjadikan upaya mengamankan keanggotaan UE dan NATO – keduanya merupakan proses kompleks – sebagai prioritas kebijakan luar negeri utama.

Pihak Barat mengingatkan Zelenskyy akan perlunya memberantas korupsi yang mewabah pasca-Soviet.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, di Kiev pada Senin mengatakan Ukraina masih memiliki "jalan yang harus ditempuh dalam penerapan undang-undang anti-oligarki dan perang melawan korupsi".

Serangan balasan Ukraina yang dilancarkan pada Juni dikonsentrasikan pada pengamanan kelompok desa di timur dan selatan negara itu.

Pasukan Ukraina telah merebut kembali beberapa wilayah, tetapi jauh lebih sedikit dibandingkan kemajuan tahun lalu. Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan perang yang disebutnya berhadapan dengan "kolektif Barat".

Zelenskyy menolak kritik di media Barat yang menyebut perlawanan yang dilakukan berjalan terlalu lambat, tetapi ia menegaskan bahwa ia yakin perang ini akan berlangsung lama.

Dalam sebuah wawancara dengan Economist yang diterbitkan pada akhir pekan, Zelenskyy mengatakan tidak ada ilusi bahwa kemenangan akan datang "besok atau lusa", tetapi itu juga bukan hanya sebuah impian.

Perang akan terus berlanjut "selama Rusia masih berada di wilayah Ukraina" dan Ukraina menolak "pembekuan konflik" yang sudah lama terjadi di wilayah-wilayah konflik pasca-Soviet lainnya, katanya.

Zelenskyy mengatakan bahwa mereka yang bernegosiasi dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin adalah "menipu diri mereka sendiri".

"Kesalahannya bukan pada diplomasi. Kesalahannya adalah diplomasi dengan Putin. Dia hanya bernegosiasi dengan dirinya sendiri," lanjutnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ukraina curigai Rusia bakal rekrut ratusan ribu tentara
Baca juga: Ukraina sebut Deklarasi KTT G20 tak bisa dibanggakan

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023