Jenewa (ANTARA) - Sekitar 10.000 orang diperkirakan hilang karena hanyut dalam banjir besar di Libya, kata seorang pejabat Federasi Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) pada Selasa.

"Kami bisa memastikan berdasarkan berbagai sumber informasi independen kami bahwa jumlah orang hilang sejauh ini mencapai 10.000 orang," kata Tamer Ramadan, ketua delegasi IFRC di Libya, kepada wartawan di Jenewa melalui tautan video dari Tunisia.

Sekitar seperempat kota Derna di Libya timur tersapu banjir setelah bendungan jebol dan sejauh ini lebih dari 1.000 jenazah sudah ditemukan, kata seorang menteri dalam pemerintahan yang menguasai wilayah timur Libya pada Selasa.

Ramadan berkata, "Korban tewas begitu banyak dan mungkin mencapai ribuan."

IFRC bakal segera meluncurkan penggalangan dana darurat untuk membantu korban banjir di Libya.

Tantangannya berkisar antara akses terhadap fasilitas kesehatan mendasar untuk layanan kesehatan, tempat berlindung (shelter), dan pengelolaan shelter, makanan dan non-makanan, kata Ramadan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kota Derna di Libya tersapu bendungan jebol, 1.000 mayat ditemukan

Baca juga: Banjir bandang di Libya, Turki kirimkan tiga pesawat bantuan

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023