Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan Indonesia memiliki sumber daya hutan yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan sektor energi hijau berbasis biomassa.
 
"Indonesia mempunyai luas hutan sekitar 126 juta hektare yang dibagi menjadi kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan hutan konservasi. Ini sangat potensial untuk biomassa, karena jumlahnya sangat besar," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, Agus Justianto di Jakarta, Selasa.
 
Agus menuturkan sumber daya alam saat ini telah menjadi solusi untuk pengendalian perubahan iklim global.

Baca juga: PLN dapat pasokan biomassa untuk PLTU 300 ton per bulan dari TPST NTB
 
Setrum biomassa yang memanfaatkan kayu sebagai pengganti batu bara dipandang lebih ramah lingkungan, karena mengeluarkan emisi lebih sedikit ketimbang batu bara.
 
Menurutnya, angka kebutuhan energi biomassa berbasis kayu ditargetkan sekitar 60 juta ton per tahun.
 
KLHK mendukung program pemanfaatan biomassa dengan mempromosikan hutan tanaman untuk pengembangan energi dan mengoptimalkan limbah kayu dari hutan dan industri kayu.
 
Skema multi usaha kehutanan yang diluncurkan oleh KLHK memudahkan pemegang izin untuk melakukan kegiatan tidak hanya untuk penebangan hutan alam atau hutan tanaman, tetapi juga untuk hutan tanaman energi.
 
"Kami mendorong biomassa karena Indonesia mempunyai sumber daya hutan yang luar biasa," kata Agus.
 
Agus berharap potensi hutan yang dimiliki oleh Indonesia tidak hanya untuk kepentingan domestik, tetapi juga ekspor.

Baca juga: Pasokan biomassa pembangkit PLN semester I 2023 capai 450,2 ribu ton

Baca juga: PLN: Biomassa kurangi emisi PLTU 429 ribu ton pada semester 1 2023
 
Produk biomassa berbasis kayu yang sudah diolah menjadi pelet kayu diminati oleh negara-negara empat musim, karena mereka membutuhkan bahan bakar untuk menghangatkan suhu saat musim dingin berlangsung.
 
"Mereka sangat membutuhkan wood pellet, ini juga investasi sudah cukup besar. Intinya, kami siap mendorong biomassa sebagai energi baru terbarukan ke depan," kata Agus.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023