Itu sangat berdampak pada UMKM terutama yang bergerak di bidang kuliner
Medan (ANTARA) - Asosiasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sumatera Utara meminta pemerintah mengendalikan harga beras karena tinggi atau mahalnya harga beras saat ini membebani masyarakat termasuk pelaku UMKM.

"Itu sangat berdampak pada UMKM terutama yang bergerak di bidang kuliner," ujar Ketua Asosiasi UMKM Sumut Ujiana Sianturi di Medan, Selasa.

UMKM sektor kuliner, Ujiana melanjutkan, saat ini serba salah. Mereka merasa sulit menaikkan harga, tetapi juga tidak mungkin menurunkan kualitas atau mengurangi bahannya karena akan berpengaruh ke rasa.

Apalagi, dia menambahkan, bukan hanya harga beras saja yang tinggi dalam sekitar dua minggu terakhir. Komoditas lain seperti cabai merah keriting dan cabai rawit merah relatif mahal meski masih di bawah harga penjualan pemerintah (HPP).

"Sementara kalau bahan-bahan dikurangi, rasa akan berubah dan konsumen tidak mau lagi membeli," kata Ujiana.

Baca juga: Asosiasi UMKM Sumut: Ekspor jahe ke AS diupayakan tetap tahun 2023

Baca juga: Asosiasi UMKM Sumut berharap pemerintah awasi perdagangan daring


Berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional, pada Selasa (12/9), harga rata-rata beras medium di Sumut mencapai Rp13.050 per kilogram. Adapun harga eceran tertinggi (HET) beras tersebut adalah Rp11.500 per kilogram.

Pada hari yang sama, harga cabai merah keriting Rp41.140 per kilogram dan cabai rawit merah Rp50.990 per kilogram.

Adapun harga acuan penjualan dari pemerintah untuk dua komoditas tersebut per kilogram yakni Rp40 ribu-Rp57 ribu untuk cabai rawit merah dan Rp37 ribu-Rp55 ribu untuk cabai merah keriting.

Terkait harga beras, pemerintah terus berupaya menekan, salah satunya dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara masif melalui Perum Bulog, termasuk di Sumut.

Perum Bulog Kanwil Sumut memaksimalkan peran seluruh atau delapan kantor cabang/kantor cabang pembantu di semua kabupaten-kota dengan pemerintah daerah sebagai mitra untuk mendistribusikan beras SPHP tersebut. Di Medan, misalnya, penyaluran beras SPHP bekerja sama dengan Perumda Pasar.

Bukan hanya ke pasar tradisional, Bulog Sumut juga menyebarkan beras SPHP ke toko-toko sembako, Rumah Pangan Kita (RPK), usaha ritel modern dan melalui penjualan daring.

Kemudian, beras SPHP juga langsung dijual ke masyarakat melalui "mobil pasar murah" di Medan yang berkeliling secara bergantian ke 21 kecamatan di wilayah ini.

Mulai 1 Januari sampai Senin (11/9) pagi, Perum Bulog Sumut sudah mendistribusikan 53.809 ton beras SPHP atau 88,98 persen dari target yakni 60.473 ton.

Baca juga: Asosiasi UMKM Sumut apresiasi rencana penghapusan kredit macet UMKM

Baca juga: Asosiasi UMKM Sumut: Rumah Kemasan kurangi 50 persen beban UMKM


Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023