Biaya tingi di luar produksi sekitar 30 persen, seharusnya bisa dikurangi di Riau. Pemerintah harus memperketat biaya-biaya ekonomi di luar produksi,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Universitas Riau (UNRI) Ediyanus Herman Halim menilai adanya biaya nonproduksi yang harus ditanggung pengusaha di Riau hingga 30 persen dari total biaya yang sebenarnya dapat dialihkan sebagian untuk meningkatkan kesejahteraan buruh.

"Biaya tingi di luar produksi sekitar 30 persen, seharusnya bisa dikurangi di Riau. Pemerintah harus memperketat biaya-biaya ekonomi di luar produksi," ujar Ediyanus Herman Halim terkait peringatan Hari Buruh di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, seandainya kebocoran-kebocoran biaya tersebut bisa dihemat sekitar 15 persen dari 30 persen, maka akan bisa menjadi sumber daya bagi kesejahteraan buruh di Riau.

Seperti untuk tunjangan pendidikan, tunjangan kesehatan, tunjangan kesejahteraan dan lain sebagainya yang mampu meningkatkan pendapatan buruh setiap bulannya.

Gubernur Riau sebelumya menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Provinsi sebesar Rp1,4 juta dan mulai berlaku pada 1 Januari 2013.

Sedangkan Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau menetapkan Upah Minimum Kota (UMK) Pekanbaru sebesar Rp1.450.000 per bulan dalam memenuhi kebutuhan hidup layak bagi pekerja di kota bisnis yang kaya akan sumber daya alam.

"Itu yang belum dilakukan pemerintah, sedangkan pengusaha di Riau ikut saja dengan peraturan pemerintah. Pengusaha lebih senang dengan buruh sejahtera, tidak ada demo dan kebutuhan hidupnya terpenuhi," ucapnya.

"Tapi bagaimana pengusaha ingin meningkatkan sejahteraan buruh, jika masih ada biaya yang harus dikeluarkan mencekik leher. Sehingga buruh-buruh di perusahaan perkebunan, perusahaan kayu dan pertanian harus dikorbankan," tegasnya.

Kemudiaan infrastruktur di Riau, lanjutnya, belum dibenahi seperti jalan yang membuat biaya transportasi semakin tinggi. Kemudian listrik dan penyediaan air bersih. "Seperti jarak Pekanbaru-Dumai yang seharusnya di tempuh tiga jam, tapi sampai lima jam," katanya.

Berbeda dengan peringatan hari buruh se dunia yang dilakukan dengan demonstrasi, tapi di Kota Pekanbaru difokuskan dengan pergelaran seni yang di beri nama "Panggung Buruh" dan diadakan halaman kampus Politeknik Caltex Rumbai.

Peringatan tersebut juga dihadiri Kepala Disnakertrans Riau Nazaruddin, Kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar dan sejumlah kapolsek serta pimpinan perusahaan di Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar. (M046/A039)

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013