Surabaya (ANTARA) -
Mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Muhammad Zanuar mengembangkan alat pendeteksi udara yang mampu memonitor dan memfilter udara dengan sensor canggih untuk "melawan" polusi, sehingga dapat mengurangi risiko kesehatan.
 
"Alat pendeteksi udara ini dikembangkan sebagai bentuk pengabdian ke desa saya di kawasan industri, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik karena memiliki tingkat polusi yang cukup tinggi," ujar Zanuar di Surabaya, Rabu.
 
Berangkat dari permasalahan tersebut, Zanuar mengajak sembilan temannya untuk membuat alat yang bisa memonitor dan memfilter udara.
 
Ia menjelaskan ketika alat tersebut menyala maka sensor mendeteksi konsentrasi partikel dan kandungan gas di udara. Selanjutnya diproses oleh alat kontrol dan ditampilkan melalui display serta diunggah ke cloud situs web.

Baca juga: Teliti air tercemar, ITS digandeng Pemkot Kediri
 
"Ketika pembacaan konsentrasi partikel udara dalam ruangan tinggi, maka filtrasi udara akan aktif," ujarnya.
 
Menurut Zanuar, jika aktivitas industri yang membuang emisi gas melalui cerobong ke udara dibiarkan, dapat menyebabkan tingkat penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
 
"Sangat disayangkan jika tidak ada instrumen alat ukur dan ketegasan kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi isu lingkungan dan kesehatan," ujarnya.
 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dibagi menjadi lima kategori, yakni kategori rendah dengan rentang nilai 1-50, sedang nilai 51-100, tidak sehat bernilai 101-200, sangat tidak sehat bernilai 201-300, dan berbahaya bernilai 300 ke atas.
 
"Sedangkan pembacaan udara di Kecamatan Manyar pada tabel ISPU bernilai 144 dan tergolong dalam kategori tidak sehat," katanya.

Baca juga: ITS Climate Action digelar sebagai bentuk kepedulian perubahan iklim
 
Ia mengatakan kondisi udara dapat berubah-ubah setiap waktu sehingga saat di aplikasi nantinya akan ada tindakan preventif yang disarankan.
 
"Menyesuaikan nilai konsentrasi udaranya, nanti disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan hingga memakai masker saat ke luar rumah," katanya.
 
Purwarupa alat pemantau kualitas udara ini, menurut Zanuar, sudah beberapa kali dilombakan dan meraih juara. Ajang yang diikuti antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Gresik Inovasi dan Workshop Festival (Ginofest), serta Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik.
 
Dalam hal ini, Zanuar dan timnya berkolaborasi dengan karang taruna dan warga sekitar untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan.

Baca juga: Pemkot Surabaya dan ITS dirikan perusahaan air minum kemasan HE2O
 
"Hal itu dilakukan melalui beberapa kegiatan lingkungan yang dapat dilakukan dalam penanganan polusi udara, antara lain regulasi kebijakan, inovasi instrumentasi, edukasi, dan sosialisasi lingkungan serta penanaman pohon yang membuahkan respons positif di mata pemangku kebijakan dalam menanggapi aksi tersebut," katanya.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023