Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebanyak 46 dari 47 anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akan memilih ketua baru di Kuala Lumpur, Kamis.

Sheikh Salman Bin Ebrahim Al Khalifa dari Bahrain, Yousuf Al Serkal dari Uni Emirat Arab dan tokoh dari Thailand Worawi Makudi, akan bersaing dalam pemungutan suara, Kamis.

Salah seorang calon, Hafez Al Medlej dari Arab Saudi dengan mengejutkan mengundurkan diri menjelang pemungutan suara karena gagal mendapatkan dukungan dari asosiasi di wilayah Asia Barat.

Ketiga calon itu akan menggantikan ketua lama asal Qatar, Mohamed Bin Hammam, yang dilarang aktif seumur hidup oleh FIFA pada 2011.

AFC menjadi lumpuh sejak itu, karena penjabat interim Zhang Jilong pun dilanda beberapa skandal pengaturan pertandingan yang menerpa berbagai asosiasi anggota konfederasi itu.

Sepp Blatter, ketua badan sepak bola dunia FIFA, mengatakan sudah tiba waktunya bagi sepak bola Asia untuk bergerak maju.

"Ini merupakan hari bersejarah, karena ini hari pemilihan, hari untuk memilih ketua konfederasi kawasan ini, yang terasa amat sulit dalam dua tahun belakangan ini," kata Blatter.

"Dan semua anggota berusaha mengatasi kesulitan selama ini dan sekarang Anda semua dalam situasi untuk mengawali hal yang baru. Tapi saya menyatakan gerak awal baru ini sebagai gerakan dari pertengahan, karena start baru akan terjadi dua tahun lagi pada 2015 ... Ada dua tahun lagi untuk mengatur rumah tangga Anda," kata Blatter.

Masa kerja dua tahun ke depan itu terjadi karena keluarnya Bin Hammam. Orang Qatar itu terpilih tanpa ada perlawanan sebagai ketua AFC untuk periode empat tahun ketiga pada 2011, sehingga ada waktu kosong selama dua tahun lagi.

Ketua FIFA juga memuji kerja yang dilakukan tokoh dari China Zhang dalam memimpin AFC selama terjadi prahara di tubuh organisasi sepak bola Asia itu.

"Ia melakukan pekerjaan hebat dalam setiap situasi sulit, Ia menunjukkan komitmen kuat, seperti Anda ketahui, dan itu tidak mudah," katanya.

"Kita menyesal mengapa ia tidak lagi berada di sini, tetapi itu keputusannya. Ia pantas mendapat hadiah khusus, dari komunitas sepak bola Asia," katanya.

Kepulauan Mariana Utara (Northern Mariana Islands) tidak memiliki hak suara sedangkan Brunei disetujui memiliki hak memilih setelah diadakan voting, kendati mereka tidak ikuti dalam kompetisi AFC selama dua tahun.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013