Jakarta (ANTARA) - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Musik kembali menggelar Pekan Komponis Indonesia 2023, kali ini acara tersebut sengaja digelar tanpa tema tertentu demi mengusung kebebasan berekspresi dari para komponis.

“Komponis harus diberi kebebasan, ketika ditemakan nanti jadi mengerucut dan terlalu sempit sehingga mereka tidak akan membuat karya dengan bebas, padahal mereka punya gagasan atau pandangan yang berbeda-beda ketika ingin membuat suatu karya,” ujar Ketua Komite Musik DKJ Arham Aryadi pada konferensi pers di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis.

Arham mengatakan, Komite Musik DKJ memutuskan untuk kembali membebaskan tema dari ajang ini pada sedia kala, setelah sempat mengotakkan tema-tema tertentu selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: DKJ kembali gelar Pekan Komponis Indonesia 2023

Selain untuk bebas berekspresi, Arham menyebut Pekan Komponis Indonesia kali ini menjadi lebih dinamis dan berwarna. Kelima komponis atau komposer yang tampil juga sangat unik dan beragam, berkat tidak adanya tema yang ditetapkan.

“Justru ini jadinya menarik, ada musik elektroniknya, ada yang menggunakan instrumen tradisi, instrumen barat, ada tari, ada yang aleatorik, generatif, ada juga eksperimental. Jadi sangat variatif penawarannya, jadi, wah, ada yang baru lagi, ada yang baru lagi,” jelas Arham.

Adapun lima komposer yang terpilih untuk tampil berasal dari daerah-daerah di Indonesia yakni Hadi Suhendra (Padang), Hery Kristian (Yogyakarta), Marisa Sharon Hartanto (Jakarta), Stevie Jonathan Sutanto (Jakarta), dan Yashinta Anggar Kusuma (Bali).

Selain itu, program unggulan Komite Musik DKJ yang pertama kali digelar perdana pada tahun 1979 itu, menurut Arham, juga menjadi wadah bagi para komposer untuk bertukar pengetahuan, hingga menghasilkan musik baru, serta menjadi ekspresi musikal yang berbeda dari kebiasaan musik yang sering didengar di radio atau platform-platform musik modern dan digital.

“Tujuan kami adalah untuk mewadahi komposer yang memikirkan karyanya dan bagaimana musik itu berkembang, bukan di ranah industri, ada penawaran riset-riset baru, bunyi-bunyi baru, ini sangat penting untuk melahirkan komponis-komponis yang bisa dikenal secara internasional, tapi bukan melalui industri populer,” imbuhnya.

Arham mengungkapkan Pekan Komponis Indonesia juga telah melahirkan komposer-komposer kawakan Tanah Air yang diakui secara internasional seperti Otto Sidharta, Djadug Ferianto, Blasius Subono, hingga Franki Raden.

Pekan Komponis Indonesia 2023 digelar selama dua hari pada 14 san 15 September 2023 di Teater Kecil, TIM, Jakarta. Selain pertunjukan, Pekan Komponis Indonesia juga menggelar Diskusi Karya bersama lima komposer terpilih melalui kurasi tersebut.

Baca juga: DKJ nilai tren medsos bisa dukung seni tari tradisional berkembang

Baca juga: JDMU 2023 jadi ruang para penari lintas generasi ekspresikan diri

Baca juga: DKJ harap DITP 2023 munculkan produser seni teater muda

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023