Yang masih lemah adalah tindak lanjut. Umpan balik dari AN itu seharusnya menjadi pijakan.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus melakukan perbaikan kualitas pendidikan di Tanah Air, salah satunya dengan menjalankan Asesmen Nasional (AN) 2023.

"Melalui Asesmen Nasional, kami tidak hanya mengukur, namun juga dapat meningkatkan mutu pendidikan di seluruh satuan pendidikan," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Anindito Aditomo menjelaskan Asesmen Nasional dirancang untuk transformasi pendidikan nasional ke arah yang lebih baik.

Asesmen Nasional merupakan program evaluasi yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.

Baca juga: Kemendikbud: Sukseskan Asesmen Nasional tingkatkan mutu pendidikan

Baca juga: Asesmen Nasional bantu selesaikan masalah non-kognitif di sekolah


Asesmen ini tidak dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi merupakan penanda perubahan paradigma tentang evaluasi mutu pendidikan.

"Asesmen ini tidak akan melakukan pemeringkatan. Kami tidak ingin melakukan pemeringkatan, jangan sampai ini ditampilkan sebagai ranking, harapannya ini merupakan informasi yang memicu evaluasi diri. Kami ingin sekolah bercermin dan merencanakan perbaikan kualitas pendidikan," kata Anindito Aditomo.

Hasil Asesmen Nasional nantinya akan dikembalikan kepada sekolah dan pemerintah daerah melalui platform Rapor Pendidikan, yang bakal memudahkan evaluasi diri serta perencanaan tindak lanjut relevan bagi masing-masing satuan pendidikan.

Dalam implementasinya, tidak ada skor, baik bagi siswa, guru, dan kepala sekolah. Skor hanya bagi sekolah untuk mendorong refleksi dan evaluasi.

"Kami berharap Asesmen Nasional di tahun 2023 ini berjalan lancar sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Kami mohon dukungannya dari orang tua siswa, guru, kepala sekolah hingga dinas pendidikan untuk bersama-sama kita sukseskan Asesmen Nasional," ujar Anindito.

Sementara pengamat kebijakan pendidikan sekaligus Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menambahkan pergantian Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional sejak 2021 lalu patut diapresiasi.

Menurut Cecep, hasil dari Asesmen Nasional nantinya akan sangat berguna untuk dijadikan sebagai landasan bagi pemerintah maupun instansi pendidikan dalam menyusun kebijakan pendidikan pada tahun berikutnya.

Hasil dari asesmen juga akan menuntut guru, kepala sekolah, maupun dinas pendidikan untuk lebih berinovasi sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran di ruang kelas.

"Yang masih lemah adalah tindak lanjut. Umpan balik dari AN itu seharusnya menjadi pijakan. Kalau masalahnya sudah tergambar, tinggal menyusun strategi memperbaikinya. Apakah itu menyangkut metodologi pembelajaran atau referensi yang kurang," ujarnya.

Pada Oktober mendatang, Kemendikbudristek akan melaksanakan Asesmen Nasional untuk jenjang Sekolah Dasar. Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Lingkungan Belajar, dan Survei Karakter.*

Baca juga: Kemendikbud: Jangan samakan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

Baca juga: BNPT asesmen enam stadion untuk pastikan keamanan Piala Dunia U20

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023