Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya (PAM JAYA) menjelaskan penghentian suplai air ke RW 11, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat karena kualitas sumber air buruk.

Senior Manager Corporate Communication & Office Director PAM JAYA Gatra Vaganza mengungkapkan bahwa buruknya kualitas air di sumber air melebihi ambang batas yang bisa diolah oleh mesin PAM JAYA.

"Betul, karena 'kan sederhananya ada filternya. Katakanlah filternya bisa menyaring sampai dengan kualitas airnya katakanlah 10 paling buruk, satu paling baik. Mesin ini hanya bisa mengakomodasi batas maksimal lima, kondisi air yang bisa diolah. Saat ini lebih dari lima, lebih dari batas maksimumnya dia (mesin) sehingga tidak bisa terolah oleh mesin itu," kata Gatra.

Atas kondisi tersebut, pihaknya menghentikan suplai air ke RW 11, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.

Gatra menyebut buruknya kualitas air di salah satu hutan kota akibat kemarau.

"Jadi, kami berharap sebetulnya dari kondisi kemarau ini tidak berkepanjangan sehingga hutan kota bisa dapat kembali beroperasi lagi," kata Gatra.

Mengatasi situasi tersebut, untuk sementara pihaknya melakukan upaya rationing, yakni penyesuaian suplai air dari satu wilayah ke wilayah lain.

"Kami terus melakukan penyesuaian suplai. Jadi, suplai-suplai yang ada di wilayah lain itu kami coba bagi supaya di wilayah yang terdampak," ujar Gatra.

Mengenai tagihan air yang tetap pada masyarakat, Gatra menyebut tagihan air yang dibayar warga sesuai dengan pemakaian bulan lalu.

"Prinsipnya warga itu membayar apa yang dipakai. Karena enggak mungkin ketika enggak ada aliran yang muter. Logikanya tidak ada tagihan. Apa yang dibayar saat ini, atas tagihan bulan lalu.

Untuk tagihan berikutnya, Gatra memastikan warga tidak akan membayar seperti sebelumnya.

"Pasti lebih murah," kata Gatra.

Mengenai kasus di RW 11 Pegadungan, pihaknya melakukan rationing secara bergantian menyuplai air tangki ke wilayah yang mengalami krisis air.

"Saat ini kami salah satu langkahnya adalah ada tambahan air dari mobil tangki. Selain itu, kami melakukan rationing. Jadi, di wilayah A misalnya nanti airnya akan ada pada pukul berapa sampai pukul berapa," kata Gatra.

Sebelumnya, Ketua RW 11 Arif Rahman menyebut ada tujuh RT di wilayahnya yang mengalami kesulitan air bersih selama sekitar 1 minggu terakhir, yakni RT 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan RT 10.

"Jadi, warga di sini sangat membutuhkan air karena 'kan memang di sini cadangannya tidak ada. Dahulu ada air sanyo, air tanah. Akan tetapi, karena di sini sebagian airnya asin, jadi banyak yang sudah dimatikan air tanahnya. Makanya, sangat tergantung sekali pada air PAM," ungkap Arif.

Mengenai jumlah jiwa yang terdampak, Arif menyebut sekitar 2.000 sampai dengan 3.000 jiwa dari total 6.500 jiwa di RW 11, Kelurahan Pegadungan.

Baca juga: Pedagang air galon raup keuntungan ganda selama krisis air bersih
Baca juga: PMI Sukabumi berkolaborasi dengan perusahaan salurkan air bersih

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023