Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Agama mengemukakan media massa telah terbukti efektif dalam membendung isu-isu ekstremisme berbalut ajaran Islam yang masih marak dijumpai saat ini.
 
"Ini yang menjadi tantangan kita untuk merespons bahwa ajaran Islam itu sangatlah ramah dan menjunjung tinggi perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan," ujar Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
 
Ia mengatakan fenomena Islam yang masih dipersepsikan kaku dan tidak ramah ini menjadi tantangan besar bagi pengelola media maupun masyarakat di Indonesia.
 
Dia mendorong kalangan media, khususnya media berbasis kampus di lingkungan Kementerian Agama, bisa bersinergi dengan berbagai kalangan dalam membangun narasi Islam yang memberi rahmat bagi semesta alam.

Baca juga: Jokowi sebut Muktamar Sufi tingkatkan kepercayaan dunia pada Indonesia
 
Di sisi lain, kata dia, publik sebagai pengguna media sosial terbanyak juga memiliki peran efektif dalam mengampanyekan Islam yang ramah dengan mengedepankan sikap moderat.
 
"Islam yang dipersepsikan kaku dan tidak ramah ini masih saja terus bermunculan dan tertanam di benak sebagian publik. Ini yang menjadi tantangan kita," kata dia.
 
Menurut Wibowo, pada dua target sasaran kampanye ini, posisi para akademisi Muslim sangatlah strategis dalam memberikan pencerahan.

Akademisi dapat memperkuat kampanye Islam yang rahmatan lil alamin lewat jaringan-jaringan media kampus.
 
"Lahirnya jaringan media di bawah naungan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di Indonesia juga semakin memperkuat kampanye besar tersebut," kata dia.

Baca juga: Gubernur: UIN Palu pusat pengembangan Islam moderat di Sulteng
Baca juga: Pengamat sebut hijrah milenial harus memperkokoh nilai kebangsaan
Baca juga: Wapres: Orang cari pemahaman Islam moderat ada di Indonesia

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023