Jam terbang tinggi para pemain muda

Racikan gemilang Shin Tae-yong membawa timnas Indonesia U-23 ke pentas Piala Asia untuk pertama kalinya dalam sejarah tidak lepas dari perannya yang berani memotong satu generasi para pemain langganan timnas senior yang ia gantikan dengan mayoritas pemain-pemain muda.

Datang pada Januari 2020, Shin dihadapkan pada turnamen pertamanya yaitu kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia putaran kedua Juni 2021 menghadapi Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab. Pelatih asal Korea Selatan itu langsung membuat gebrakan dengan tidak memanggil hampir keseluruhan skuad kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia putaran kedua Oktober dan November 2020 yang sebelumnya diasuh pelatih Simon McMenemy dan Yeyen Tumena.

Shin hanya menyisakan Evan Dimas yang dipanggil, di antara pemain-pemain senior berpengalaman yang sebelumnya menjadi andalan pelatih Simon dan Yeyen seperti Bayu Pradana, Beto Goncalves, Dendi Santoso, Greg Nwokolo, Rizky Pora, hingga Otavio Dutra.

Sebagai gantinya, ia membawa mayoritas skuad muda di bawah 25 tahun seperti Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Witan Sulaeman, Rizky Ridho, hingga Syahrian Abimanyu sebagai pijakan awal membentuk timnas jangka panjang.

Hasilnya tidak jauh beda dengan apa yang ditorehkan pelatih-pelatih sebelumnya dimana Indonesia imbang 2-2 melawan Thailand pada 3 Juni 2021 dan keok pada dua laga setelahnya dengan skor telak 0-4 dari Vietnam pada 7 Juni 2021 dan kalah 0-5 dari Uni Emirat Arab pada 11 Juni 2021. Indonesia gagal lolos dari penyisihan grup.

Pijakan awal Shin tidak berakhir manis. Namun, itu hanya awal pelatih asal Korea Selatan itu meraba-raba kualitas pemain-pemain Indonesia yang kelak menjadi calon-calon tulang punggung di tim nasional.

Oktober 2021, Shin memulai petualangan turnamen keduanya mengasuh skuad Merah Putih. Masih dengan mayoritas pemain-pemain muda, ia dihadapkan pada dua laga melawan China Taipei di Playoff kualifikasi Piala Asia 2023. Pada laga itu, tercatat Shin hanya menggunakan satu pemain senior di atas 30 tahun yang ada pada Fachruddin Aryanto. Dua laga dilalui dengan ciamik dengan dua kemenangan dan Indonesia lolos ke babak kualifikasi Piala Asia 2023.

Menutup tahun 2021, Shin mengasuh timnas senior ke Piala AFF yang berlangsung pada Desember 2021. Saat itu, ia memilih Victor Igbonefo sebagai pemain veteran untuk membimbing para skuad mudanya di turnamen Asia Tenggara tersebut.

Pada turnamen itu, Shin mengantarkan Indonesia sebagai finalis Piala AFF 2020 karena di laga final dikalahkan Thailand dengan agregat 2-6.

Setelahnya, kritikan dari berbagai sudut mendatangi Shin terkait pemilihan skuadnya yang diisi pemain-pemain muda. Namun, di tengah kritikan Shin tetap menjalankan programnya dan tetap percaya mengisi timnas senior dengan para pemain muda untuk tujuan panjang membentuk pondasi timnas yang kuat.

Hasilnya dapat dilihat sekarang. Shin memanen benih yang dahulunya ia rawat dan disiram terus-menerus. Bibit-bibit muda muncul sebagai tulang punggung timnas.

Nama-nama kunci yang membawa Garuda Muda ke Asia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah adalah nama-nama yang sudah kenyang merasakan atmosfir bermain di tim senior.

Jam terbangnya matang dan pola bermainnya sebagai anak muda terasah dan berkembang ke arah yang benar.

Nama-nama itu, ada pada sosok Pratama Arhan, Rizky Ridho, Ernando Ari, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, Elkan Baggot, dan Ramadhan Sananta.

Dilansir dari Transfermarkt, Ernando memiliki 3 caps di timnas senior dan Sananta memiliki 4 caps di timnas senior. Selebihnya, Arhan, Marselino, Ridho, Witan, dan Elkan memiliki 10 caps lebih untuk timnas Garuda.

Dua pemain 21 tahun, Arhan dan Witan adalah nama dengan caps terbanyak timnas senior dari timnas U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 2024 dimana Arhan meniliki 31 caps dan Witan memiliki 30 caps.

Tidak ketinggalan, penampil dari dua pemain naturalisasi yang kini berusia 19 tahun dan 20 tahun, Ivar Jenner dan Rafael Struick juga menjadi sorotan. Keduanya selalu tampil sejak awal pada dua laga ketika Indonesia mengalahkan China Taipei 9-0 dan mengalahkan Turkmenistan dengan skor 2-0.

Ivar menjadi jenderal di lini tengah dengan umpan-umpan membelah lautannya dan Rafael yang bermain di lini depan acap kali merepotkan barisan pertahanan lawan melalui pergerakan cerdasnya.

Ajang itu merupakan berkah bagi kedua pemain yang memiliki 2 caps untuk timns senior tersebut. Pasalnya, keduanya berhasil pecah telur mencetak gol debutnya bagi timnas dimana Rafael mencatatkannya pada laga melawan China Taipei dan Ivar mencatatkannya pada laga melawan Turkmenistan.

Kematangan beberapa pemain di timnas U-23 yang mengantarkan ke Piala Asia U-23 menarik perhatian mantan pelatih timnas U-23 yang kini sedang melatih Persikabo 1973 Aji Santoso.

Aji yang pernah mengarsiteki timnas U-23 pada era kualifikasi Piala Asia U-23 2013 dan 2016 yang dimana dirinya gagal lolos ke putaran final, memuji Shin yang pintar mengumpulkan pemain-pemain terbaik Indonesia, baik yang sedang memperkuat klub dalam negeri maupun luar negeri.

Menurutnya, hal ini menjadi pembeda dengan skuad timnas U-23 yang ia asuh pada era dahulu yang menurutnya mayoritas pemainnya tidak sematang yang dimiliki Shin saat ini.

Baca juga: Ivar Jenner senang cetak gol debut untuk Indonesia
Baca juga: Shin Tae-yong: Kita bisa bersaing di Piala Asia U-23 2024 di Qatar



Selanjutnya: Sinergi dengan Ketum PSSI Erick Thohir

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023