Sydney (ANTARA) - Pasar saham Asia dibuka melemah pada Senin pagi, memulai dengan hati-hati seminggu yang dipenuhi dengan pertemuan bank sentral yang mencakup Federal Reserve dan Bank Sentral Jepang (BoJ), yang akan diteliti dengan cermat untuk mengetahui prospek suku bunga global.

Indeks MSCI yang terdiri dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,1 persen pada awal perdagangan setelah naik 1,2 persen pada minggu lalu. Nikkei Jepang tutup untuk hari libur nasional, sementara indeks berjangka S&P 500 dan indeks berjangka Nasdaq naik 0,2 persen di awal sesi Asia.

Sentimen di Asia membaik baru-baru ini setelah berita mengenai lebih banyak dukungan kebijakan dari Beijing dan data China yang lebih baik dari perkiraan menambah tanda-tanda bahwa perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah melampaui kondisi terburuknya.

Namun, tekanan pada sektor properti masih terus berlanjut dan dikhawatirkan akan berdampak pada sistem keuangan. Perusahaan trust China yang bermasalah, Zhongrong International Trust Co, mengatakan pihaknya tidak dapat melakukan pembayaran pada beberapa produk trust tepat waktu.

Minggu ini, bank-bank sentral global akan menjadi pusat perhatian, dengan lima bank sentral yang mengawasi 10 mata uang yang paling banyak diperdagangkan – termasuk Federal Reserve AS – mengadakan pertemuan penetapan suku bunga, ditambah juga sejumlah pertemuan di pasar negara berkembang.

Pasar sepenuhnya memperkirakan jeda dari The Fed pada Rabu (20/9/2023), sehingga fokusnya akan tertuju pada proyeksi ekonomi dan suku bunga terkini, serta apa yang dikatakan Ketua Jerome Powell tentang masa depan. Mereka memperkirakan pemotongan sekitar 80 basis poin tahun depan.

“Secara teori, pertemuan FOMC seharusnya merupakan pertemuan dengan volatilitas rendah, namun ini merupakan risiko yang perlu dikelola,” kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone.

“Kita akan melihat proyeksi median untuk suku bunga fed fund tahun 2023 tetap di 5,6 persen, menawarkan fleksibilitas kepada bank untuk menaikkan lagi pada November, jika data membenarkan hal tersebut.”

Weston menambahkan bahwa jika The Fed merevisi proyeksi suku bunga pada tahun 2024, maka penurunan suku bunga akan diperhitungkan, sehingga mengakibatkan minat baru terhadap dolar AS dan tekanan terhadap saham.

Pada Kamis (21/9/2023), Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk yang ke-15 kalinya dan menetapkan biaya pinjaman acuan menjadi 5,5 persen, sementara Riksbank Swedia diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,0 persen.

BoJ adalah peristiwa risiko utama pada Jumat (22/9/2023). Pasar sedang mencari tanda-tanda bahwa BoJ dapat beralih dari kebijakan ultra-longgarnya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, setelah komentar Gubernur Kazuo Ueda baru-baru ini mengirim imbal hasil jauh lebih tinggi.

Jumat lalu (15/9/2023), Wall Street berakhir melemah tajam karena aksi buruh industri AS membebani saham-saham otomotif dan saham-saham pembuat cip melemah di tengah kekhawatiran lemahnya permintaan konsumen. Meningkatnya imbal hasil oblogasi pemerintah juga menekan Amazon dan saham-saham pertumbuhan megacap lainnya.

Pasar obligasi pemerintah tidak diperdagangkan di Asia karena Tokyo tutup. Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik tipis pada Jumat (15/9/2023), dengan tenor dua tahun di atas ambang batas 5,0 persen, karena harga berjangka pada suku bunga yang lebih tinggi lebih lama menjelang pertemuan kebijakan The Fed minggu ini.

Di pasar mata uang, dolar AS masih berdiri kuat di dekat level tertinggi enam bulannya di 105,23 terhadap sejumlah mata uang utama.

Euro pulih 0,1 persen menjadi 1,0068 dolar pada awal perdagangan Asia, setelah merosot ke level terendah 3,5 bulan di 1,0629 dolar pada minggu lalu karena Bank Sentral Eropa mengisyaratkan kenaikan suku bunga akan segera berakhir.

Harga minyak lebih tinggi pada Senin, setelah mencapai puncak 10 bulan pada hari Jumat lalu (15/9/2023), sehingga memicu tekanan inflasi. Minyak mentah berjangka Brent naik 0,1 persen pada 94,01 dolar AS per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,2 persen pada 90,97 dolar AS per barel.


Baca juga: Saham Asia dibuka menguat karena investor abaikan kejutan inflasi
Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup menguat ikuti bursa kawasan Asia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023