"Kami melihat ini menjadi jalan efisensi ekonomi dengan konektivitas yang didorong infrastruktur yang baik."
Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan konektivitas sebagai pilar penting yang menunjang perekonomian di ASEAN menjelang integrasi pada 2015 perlu terus digencarkan, terutama pada sektor maritim karena mayoritas wilayah di kawasan merupakan kepulauan, kata Duta Besar China untuk Indonesia Liu Jianchao.

"Konektivitas di ASEAN, untuk kesepakatan ekonomi yang sudah dicanangkan sejak dahulu, sangat penting. Begitu juga di sektor maritim dimana kami China dan ASEAN komitmen untuk kembangkan bersama," kata Dubes Jianchao di Jakarta, Senin.

Dubes Jianchao memaparkan pandangannya pada cita-cita Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mewujudkan Komunitas yang terintegrasi pada 2015 dengan tiga pilar politik dan kemananan, sosial budaya serta ekonomi.

Jianchao melihat konektivitas maritim sangat penting dalam menghubungkan setiap akses di negara-negara ASEAN untuk mendorong peningkatan nilai perdagangan dan menarik investasi. Sebagian besar atau sekitar 80 persen wilayah Asia Tenggara adalah wilayah maritim.

"Kami melihat ini menjadi jalan efisensi ekonomi dengan konektivitas yang didorong infrastruktur yang baik," katanya.

Berkaca pada negaranya, kata Jinchao, pengadaan infrastruktur yang memadai menjadi pilar perekonomian China yang terus melambung hingga menjadi negara kedua kekuatan perekonomian dunia,

Jianchao mengatakan kemitraan China dan ASEAN sudah semakin komprehensif, ditandai dengan banyak kerja sama di bidang perekonomian. Hal itu seperti kesepakatan perdagangan bebas ASEAN dan China (ACFTA).

Begitu juga dengan inisiatif pada 2011 mengenai penyusunan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang dianggap menjadi saingan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). --dengan negara anggota Amerika Serikat--.

Kemitraan ini melibatkan negara-negara dengan produk domestik bruto total sekitar puluhan triliun dolar AS. RCEP juga mencakup perdagangan barang dan jasa, proses untuk menyelesaikan sengketa, perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan isu-isu lainnya.

"Dengan `free trade` dan RCEP, kami mengharapkan kerja sama terus berlanjut lebih kuat ke wilayah-wilayah yang lebih baik lagi," ujarnya.

Negara-negara ASEAN menyepakati untuk terus meningkatkan konektivitasnya agar mendukung integrasi ekonomi kawasan dengan pangsa pasar 600 juta orang. Integrasi ekonomi dengan pilar perdagangan tunggal dan basis produksi sebagai bagian Komunitas ASEAN 2015 juga menjadi topik pembicaraan hangat pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Brunei pada akhir April lalu.

Sementara China juga beberapa kali memperlihatkan keseriusannya untuk membangun kerja sama dengan ASEAN. Salah satu diantaranya ketika Provinsi Yunnan, China, beberapa waktu lalu, menyatakan keseriusannya dengan upaya cepat penyelesaian jalur kereta api yang menghubungkan ibu kota provinsi Yunnan, Kunming dengan Singapura (SKRL). (I029/M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013