Tokyo (ANTARA) - Dolar AS tetap menguat terhadap mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Rabu sore, menjelang keputusan suku bunga yang sangat dinantikan oleh Federal Reserve hari ini, sementara yen terus bertahan mendekati level terendah dalam 10 bulan.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sejumlah enam mata uang utama lainnya, sebagian besar tetap datar di 105,17 karena para pedagang menunggu pertemuan keputusan suku bunga The Fed (FOMC).

Perhatian tetap tertuju pada yen karena otoritas AS dan Jepang melontarkan komentar baru tentang kemungkinan intervensi.

Pasar memperkirakan The Fed hampir pasti akan mempertahankan suku bunganya pada kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen, sehingga fokus pada panduan ke depan bank sentral.

Pasar berjangka memperkirakan kemungkinan 30 persen kenaikan seperempat poin pada November atau 40 persen kemungkinan kenaikan pada Desember, menurut alat CME FedWatch.

“Kami memperkirakan FOMC akan mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga tambahan 25 basis poin pada akhir tahun, meskipun menurut pandangan kami, hal tersebut tidak akan ditindaklanjuti,” kata Carol Kong, ekonom dan ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.

Dolar/yen mungkin mengalami tekanan naik setelah pertemuan FOMC yang hawkish, tambahnya.

Yen terakhir berada di kisaran 147,83 versus greenback, turun dari level terendah Selasa (19/9/2023) di 147,92 meskipun berada di dekat level terendah 10 bulan terhadap dolar menjelang pengumuman FOMC.

Diplomat keuangan terkemuka Jepang, Masato Kanda, mengulangi peringatan pada Rabu, dengan mengatakan pihak berwenang Jepang selalu menjalin komunikasi yang erat mengenai mata uang dengan para pembuat kebijakan di AS dan luar negeri sambil terus mencermati pergerakan pasar dengan "rasa urgensi yang tinggi".

Ketika ditanya apakah Washington akan menunjukkan pemahaman atas intervensi pembelian yen oleh Jepang, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan semalam hal itu "tergantung pada rincian" situasinya.

Spekulasi meningkat mengenai kemungkinan keluar dari kebijakan ultra-longgar Bank Sentral Jepang (BoJ) yang lebih cepat dari perkiraan, namun bank sentral kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga sangat rendah pada Jumat (21/9/2023) dan meyakinkan pasar bahwa stimulus moneter akan tetap ada untuk sementara waktu di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Di tempat lain di Asia, yuan di luar negeri sebagian besar tidak berubah setelah China memenuhi ekspektasi pasar dengan mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya tidak berubah pada Rabu, namun kemudian turun 0,1 persen menjadi 7,3103 per dolar.

Dolar Australia, sebuah proksi pertumbuhan China, turun hampir 0,1 persen pada sore hari di Asia, sementara dolar Selandia Baru datar, turun dari level tertinggi dua minggu terhadap dolar pada Selasa (19/9/2023).

Euro berada di 1,0679 dolar, dan sterling sedikit melemah di 1,2388 dolar.

Perhatian pasar akan tertuju pada IHK Inggris Agustus yang dirilis pada Rabu, data inflasi terakhir sebelum Bank Sentral Inggris membuat keputusan suku bunga pada Kamis (21/9/2023).

Di pasar uang kripto, bitcoin berada di sekitar 27.137 dolar AS, turun dari level tertinggi tiga minggu pada Selasa (19/9/2023).


Baca juga: Dolar menguat di awal sesi Asia, tetapi turun terhadap yen jelang FOMC
Baca juga: Yen di puncak satu minggu, dolar mendapat dukungan jelang inflasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023