Teheran (ANTARA News) - Iran pada Selasa mulai melakukan pendaftaran calon yang ingin mengikuti pemilihan presiden pada 14 Juni dengan sejumlah nama calon dari kelompok konservatif yang sedang berkuasa mendaftar tetapi calon reformis belum juga muncul, menurut laporan-laporan.

Kementrian Dalam Negeri mulai pukul 8.00 waktu setempat melakukan pendaftaran para calon selama lima hari, demikian laporan-laporan media, lapor AFP.

Menteri Dalam Negeri Mostafa Mohammad Najjar menyarankan para calon jangan menunggu sampai hari terakhir untuk mendaftar sementara memperingatkan terhadap kampanye awal, kata laman media penyiaran negara.

Pemungutan suara itu akan dipantau di Barat empat tahun setelah terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad untuk periode kedua yang memicu gelombang protes.

Berdasarkan konstitusi, Ahmadinejad tidak boleh lagi memimpin untuk periode ketiga berturut-turut.

Penggantinya diperkirakan akan menghadapi berbagai tantangan termasuk ekonomi Iran yang memburuk akibat sanksi internasional atas program nuklir Teheran.

Proses seleksi para calon dipercayakan kepada Dewan Wali Amanah, badan yang para anggotanya tidak dipilih tapi dikendalikan oleh para konservatif agama yang diangkat pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, yang memiliki kata akhir atas semua isu.

Dewan itu dijadwalkan akan mengumumkan nama-nama yang diseleksi pada 23 Mei.

Banyak calon dari konservatif telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengikuti pemilihan itu, di antara mereka Ali Akbar Velayati -- mantan menteri luar negeri 1981-1997 dan penasehat urusan luar negeri saat ini untuk Khamenei -- dan Mohamamd Baqer Qalibaf, mantan kepala kepolisian nasional yang saat ini walikota Teheran.

Ahmadinejad diperkirakan akan mendukung pembantunya Esfandiar Rahim Mashaie untuk maju.

Kelompok reformis dan surat-surat kabar reformis telah menyerukan mantan presiden Mohammad Khatami untuk mencalonkan diri. Seruan-seruan serupa juga dialamatkan kepada pengganti konservatif moderat Khatami, Akbar Hashemi Rafsanjani.

Pekan lalu Menteri Intelejen Heydar Moslehi secara implisit memeperingatkan kedua mantan presiden atas peran yang diduga dilakukan mereka dalam gerakan protes yang terjadi menyusul pemilihan 2009 yang disengketakan.

Ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan setelah terpilihnya kembali Ahmadinejad, ketika para calon reformis Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi menyatakan terjadi kecurangan dalam pemilihan itu. (M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013