Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2013 sebesar 6,02 persen secara tahunan (yoy), telah tertahan oleh kinerja konsumsi domestik dan investasi yang melambat.

"Pertumbuhan tertahan oleh permintaan domestik yang menjadi penggerak utama perekonomian serta perlambatan laju investasi," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Ayu mengatakan perlambatan konsumsi ini, terutama pada sektor swasta, juga dipengaruhi tingginya laju inflasi pada awal 2013.

Kondisi tersebut, lanjut dia, dapat berlangsung hingga dua triwulan berikutnya, apabila kenaikan harga BBM bersubsidi jadi diberlakukan.

"Namun, tekanan terhadap konsumsi akan berkurang ketika belanja meningkat menjelang pemilu, dan semakin terbantu oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja, akibat membaiknya tingkat pengangguran terbuka," katanya.

Ayu menambahkan kinerja sektor investasi juga masih melambat pada triwulan I, yang terlihat dari perlemahan jasa konstruksi dan penurunan impor barang modal, sehingga ikut menahan laju pertumbuhan ekonomi.

"Yang mengejutkan, belanja pemerintah sedikit meningkat di atas ekspektasi karena adanya pilkada di daerah, meskipun masih tergolong rendah karena hambatan dokumen administrasi pencairan," ujarnya.

Secara keseluruhan, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi peningkatan kinerja sektor jasa, terutama transportasi dan komunikasi serta keuangan, dan sektor ekspor yang masih terdampak krisis global.

"Tidak ada perubahan signifikan dari kinerja sektor industri, karena pertumbuhan ekonomi masih dominan disumbangkan oleh sektor tersier atau industri jasa," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Ayu memperkirakan pada akhir tahun, pertumbuhan ekonomi berada pada angka 6,17 persen (yoy). Laju inflasi juga akan meningkat tinggi, akibat kenaikan harga BBM pada Juni, hingga sebesar 7 persen.

"Sedangkan, harga komoditas yang memengaruhi ekspor dapat `rebound` tahun depan, sehingga proyeksi untuk 2014, pertumbuhan ekonomi berkisar 6,49 persen (yoy)," ujarnya.  (S034/Z002)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013