Manila (ANTARA News) - Arab Saudi setuju untuk memulangkan 30-50 pembantu Filipina per minggu karena tidak memiliki dokumen imigrasi yang sah, satu langkah yang tampaknya untuk mempercepat pemulangan mereka ke Filipina.

Namun Juru bicara Luar Negeri Raul Hernandez mengatakan bahwa kedutaan Filipina telah mengajukan banding ke Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dan Administrasi Kesejahteraan Sosial Saudi untuk meningkatkan kuota 150-200 orang setiap minggu guna mempercepat pemulangan pekerja Filipina itu.

Sebanyak 3.390 pekerja ilegal Filipina di Riyadh telah meminta bantuan Kedutaan Filipina untuk dipulangkan ketika Saudi menerapkan kebijakan keras terhadap orang asing tanpa dokumen yang disebut Saudization, yang sejauh ini menyebabkan ribuan penangkapan dan deportasi.

PNA melaporkan dari angka itu, 493 adalah anak-anak, 385 kaum ibu, 1.348 pekerja rumah tangga perempuan dan 1.164 pekerja laki-laki.

Ratusan lainnya yang tidak memiliki dokumen yang benar juga menunggu giliran untuk dipulangkan ke Filipina di Jeddah, kota terbesar keempat di Saudi, di mana konsentrasi besar warga Filipina berada.

Banyak warga Filipina telah mendirikan kamp-kamp di luar konsulat Manila di Jeddah atau telah dipindahkan ke tempat-tempat penampungan dalam misi diplomatik karena takut ditangkap oleh pemerintah Saudi.

Saudization atau nitaqat mengutamakan tenaga kerja berkebangsaan Saudi di perusahaan swasta yang selama ini didominasi oleh orang asing seperti Filipina.

Semua mereka yang tidak memiliki dokumen keimigrasian yang tepat akan ditangkap dan dideportasi.

Raja Arab Saudi Abdullah pada 6 April memerintahkan penundaan tiga bulan untuk tindakan keras terhadap pekerja migran ilegal yang sejauh ini menyebabkan ribuan deportasi.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013