Para pasien gagal ginjal terpaksa hidup dalam kondisi kesehatan yang buruk karena persediaan medis akan segera habis
Gaza (ANTARA) - Sedikitnya 1.100 pasien gagal ginjal Palestina saat ini sedang menghadapi gangguan pengobatan yang bisa mengancam nyawa karena langkanya obat-obatan dan peralatan medis di daerah kantong pesisir Gaza, demikian disampaikan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pada Rabu (20/9).

Di antara para pasien itu terdapat 38 anak yang terancam tidak bisa mendapat akses untuk melakukan cuci darah (dialysis session), ungkap Ashraf Abu Mahdi, yang menjabat sebagai direktur departemen farmasi di Kementerian Kesehatan tersebut, dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Gaza.

"Para pasien gagal ginjal terpaksa hidup dalam kondisi kesehatan yang buruk karena persediaan medis akan segera habis," ujar Abu Mahdi.
 
   Seorang pasien anak Palestina menerima perawatan di bagian dialisis sebuah rumah sakit di Kota Gaza, pada 20 September 2023. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Abu Mahdi mengindikasikan bahwa toko-toko yang dikelola oleh kementerian di Gaza kekurangan pasokan medis terkait, dan rumah sakit di Gaza hanya menyediakan 13.000 tindakan cuci darah per bulan bagi para pasien.

Dia menuding Israel "melarang pengangkutan dan pengiriman pasokan medis ke rumah-rumah sakit di daerah kantong pesisir, sehingga membahayakan nyawa ribuan pasien ginjal."

Israel telah memberlakukan blokade ketat di Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2 juta penduduk, sejak gerakan Hamas menguasai daerah kantong pesisir tersebut pada 2007. Blokade itu secara luas dikecam oleh warga Gaza sebagai penyebab kemiskinan dan kesulitan yang mereka alami.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023