Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di New York, Amerika Serikat, sepakat melakukan kerja sama lebih kuat dalam menangani sentimen Islamofobia dan rasisme yang semakin menggila di negara-negara Barat.

Keduanya memiliki pemikiran yang sama bahwa usaha memberikan penjelasan perlu digiatkan lagi, kata Anwar dalam pernyataannya diakses di Kuala Lumpur, Kamis.

Ia mengatakan jika isu mengenai Islam ini tidak berakhir maka hasilnya sangat buruk untuk masa depan, khususnya bagi generasi akan datang.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abd Kadir mengatakan pertemuan kedua pemimpin dan sahabat itu telah menghasilkan sebuah kolaborasi yang sangat berarti untuk kepentingan masyarakat dan dunia, serta meningkatkan lagi upaya membendung sentimen Islamofobia yang semakin meningkat.
Baca juga: Presiden Steinmeier: Islam bagian dari Jerman

Selain itu, menurut Zambry, keduanya juga menyentuh isu Palestina yang tidak menemukan jalan penyelesaian lebih dari 75 tahun.

Perdana Menteri (PM) dan Presiden Erdogan akan menegaskan pendirian lantang kedua negara itu di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa nanti.

Rakyat Palesina berhak mendapat perlindungan dan keadilan yang sama dari masyarakat dunia. Tidak boleh ada pendekatan berbeda untuk penyelesaian konflik di sana, ujar Zambry.
Baca juga: Umat Islam Belanda gelar aksi protes penodaan Quran di Eropa

PM Anwar dan Presiden Erdogen bertemu di sela-sela menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-78 di New York. Selain membahas upaya membendung Islamofobia dan rasisme, keduanya juga membahas peningkatan kerja sama investasi dan perdagangan salah satunya soal keterlibatan Malaysia Airports Holdings Berhad (MAHB) membesarkan terminal di Bandar Udara Internasional Istanbul Sabiha Gökçen (ISG).

Mereka juga membahas kerja sama pengembangan ekosistem pertahanan antara kedua-dua negara.

Anwar kemudian mengundang Presiden Erdogan untuk mengadakan lawatan resmi ke Malaysia sebelum penghujung tahun ini.

Baca juga: Malaysia kirim 30.000 Al Quran ke Australia, Kanada dan Inggris

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023