Mereka datang dari Mali."
Tunis (ANTARA News) - Militan yang diburu oleh militer di perbatasan Tunisia dengan Aljazair adalah veteran perang Mali, dimana pasukan Prancis campur tangan untuk menumpas kelompok garis keras, kata Menteri Dalam Negeri Lotfi Ben Jeddou kepada parlemen, Rabu.

"Mereka datang dari Mali," kata menteri Tunisia itu selama sidang terbuka di majelis nasional, tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai militan yang semakin diburu militer dalam sepekan terakhir ini.

"Saya ingin sidang ini tertutup agar saya bisa mengatakan lebih banyak," katanya kepada para anggota parlemen, yang mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai perburuan terhadap dua kelompok yang bersembunyi di daerah perbatasan yang kata kementerian dalam negeri terkait dengan Al Qaida.

Ben Jeddou mengatakan sebelumnya, satu kelompok yang diketahui berada di sekitar Gunung Chaambi terdiri dari sekitar 20 orang, "separuh diantaranya orang Tunisia dan separuh lagi warga Aljazair", sementara kelompok kedua yang berada di daerah Kef sebelah utara lagi mencakup selusin militan bersenjata.

Ia menekankan, kelompok Chaambi diburu sejak Desember ketika mereka dituduh melancarkan serangan terhadap sebuah pos perbatasan yang menewaskan seorang polisi.

Namun, ia mengatakan, perburuan ditingkatkan sejak akhir April, ketika bom-bom rakitan yang dipasang oleh militan mulai melukai anggota-anggota angkatan bersenjata yang memeriksa daerah itu.

Sejauh ini 16 prajurit dan anggota garda nasional cedera, beberapa dari mereka dalam keadaan serius.

Ben Jeddou mengatakan, dalam tiga hari terakhir dua tersangka kaki-tangan militan ditangkap, sehingga jumlah tersangka yang ditahan menjadi 37 di kawasan itu sejak Desember.

Sejauh ini belum ada militan yang ditangkap atau tewas, menurut kementerian pertahanan.

Sebelumnya Rabu, Perdana Menteri Ali Larayedh menekankan bahwa situasi keamanan di Tunisia membaik dan kelompok-kelompok militan buronan akan dikalahkan. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013