Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan spektrum frekuensi 700 Mhz untuk 5G sudah bersih dan siap dilelang, seiring telah selesainya program Analog Switch off (ASO)

"Saat ini, kita sudah menyelesaikan program Analog Switch Off (ASO) sehingga spektrum frekuensi 700 Mhz (low band) untuk 5G sudah bersih dan dapat dilelang. Demikian juga dengan spektrum 26 GHz (mid band) atau millimeter wave spectrum," kata dia dalam rilis pers, Kamis.

Hal itu disampaikannya dalam The 2nd MASTEL's 5G Summit - Acceleration of 5G Network and AI Towards Indonesia as Digital Economy Country di Jakarta Selatan, Kamis.

Baca juga: Indonesia terbuka untuk investasi pengembangan 5G

Baca juga: China berhasil lakukan bedah mata mikron jarak jauh dengan jaringan 5G


Budi Arie mengatakan pihaknya berupaya agar spektrum frekuensi tersebut dapat dilelang atau dialokasikan kepada para operator seluler dalam waktu yang tidak terlalu lama, dengan mempertimbangkan kelayakan bisnis.

Pemerintah, kata dia, akan terus mempercepat implementasi 5G, melalui penyediaan dan pemerataan infrastruktur digital dari hulu hingga hilir.

Saat ini sudah ada 49 kota di Indonesia yang dilengkapi layanan komersial 5G. Bahkan, pengembangan jaringan 5G juga terus dilakukan di lima destinasi wisata super prioritas, dan beberapa ajang internasional, seperti KTT ke-43 ASEAN yang baru saja usai.

Budi Arie mengatakan semua upaya tersebut ditujukan agar masyarakat dapat menikmati layanan internet yang lebih cepat.

"Data OpenSignal tahun 2023 menunjukkan kecepatan download internet rata-rata hanya berkisar 15 hingga 22 Mbps. Dengan adanya teknologi 5G, pengguna dapat merasakan kecepatan yang meningkat 3 sampai 4 kali dibandingkan kecepatan 4G saat ini dengan latensi rendah," kata dia.

Lebih dari itu, keberadaan jaringan 5G juga dapat dipakai untuk mobile broadband, Ultra Reliable and Low Latency dan Massive Machine-Type Communication. Mengutip hasil riset ITB, Qualcomm, dan XL (2020), Menkominfo menyatakan teknologi 5G diproyeksikan menyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2030 senilai Rp2.802 Triliun.

Namun demikian, Budi Arie mengakui ada tantangan tersendiri dalam mempersiapkan regulasi, termasuk izin spektrum, biaya, dan standar teknis yang mendukung ketersediaan 5G di Indonesia.

"Terkait 5G spectrum assignment, saya juga menyadari bahwa penggelaran jaringan 5G membutuhkan investasi yang cukup besar, sehingga kami terbuka untuk menerima masukan tentang insentif yang dapat diberikan kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan," ungkapnya.

Budi Arie juga mengingatkan keberadaan website 5gnow.id yang menampilkan beragam use case teknologi 5G di Indonesia seperti, manufaktur pintar dan kota pintar diharapkan mendorong pengembangan teknologi digital 5G di Indonesia.

Baca juga: Menkominfo fokus rampungkan tiga regulasi hingga akhir masa jabatan

Baca juga: Huawei umumkan rencana peluncuran perangkat jaringan 5.5G di 2024

Baca juga: Kominfo ungkap sejumlah faktor pendorong transisi jaringan 3G ke 4G

Pewarta: Fathur Rochman & Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023