"Ketika hari libur tiba, objek wisata pantai ini menjadi langganan kami sekeluarga. Anak-anak saya suka bermain air laut dan berenang di tepian sambil melompat kegirangan saat datangnya hempasan gelombang," kata Ridwan (43), salah seorang warga Kota Kupang asal Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kedua orang anaknya, Amirudin (10) dan Ristiawati (6), tampak bermain kegirangan di tepian pantai saat datangnya gelombang menghempas bibir pantai yang penuh dengan tebaran kotoran bekas limbah pengunjung dan dedaunan yang tersapu angin.
Anak-anak seusia Amirudin dan Ristiawti juga melakukan hal yang sama. Mereka mengeksplorasi kegembiraan dengan bermain air laut di tepian pantai itu. Pantai Lasiana tetap menjadi idola warga Kota Kupang dan sekitarnya, karena tidak ada kawasan pantai lain yang memiliki pantai berpasir putih.
Di Pantai Nunsui, sebuah objek wisata pantai lainnya yang tak jauh dari Lasiana, juga dikunjungi wisatawan domestik, namun tak sepadat dengan jumlah kunjungan di Pantai Lasiana.
Menurut salah seorang petugas di pintu masuk, jumlah karcis yang mereka jual kepada para pengunjung yang datang dengan kendaraan roda empat dan roda dua, mencapai sekitar 300 lembar.
Di kawasan pantai tersebut, tidak ada pasar kuliner yang disiapkan untuk memikat minat pengunjung, kecuali penduduk lokal mendagangkan buah kelapa muda, pisang bakar serta jagung bakar kepada para wisatawan.
Pantai Lasiana, saat ini sedang didandani karena menjadi salah satu destinasi pada saat pelaksanaan "Sail Komodo 2013" pada bulan September.
Sail Komodo 2013 ini diiukuti ratusan perahu layar dari berbagai negara dengan mengambil garis start dari Darwin, Australia Utara dengan menyinggahi beberapa objek wisata di Pulau Timor, Alor, Rote, Sumba, Sabu, Flores dan terakhir di Labuan Bajo, di ujung barat Pulau Flores.
Labuan Bajo yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat ini merupakan pintu masuk utama menuju kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) dengan menggunakan perahu motor.
TNK merupakan habibat biawak raksasa komodo (Varanus commodoensis) yang telah ditetapkan menjadi salah satu dari tujuh keajaban dunia oleh Yayasan New7 Wonders.
Pewarta: Laurensius Molan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
