Sanya, China (ANTARA) - Dengan memakai hiasan kepala dan masker, serta mengenakan ekor ikan yang indah, Befalia Aisarahmadani menyelam dengan perlahan ke dalam air laut, dan menyuguhkan pertunjukan yang luar biasa di ajang China Mermaid Open Championship Atlantis Station and International Mermaid Contest 2023.

Befalia Aisarahmadani menyukai olahraga putri duyung dan dia yakin bahwa olahraga tersebut membutuhkan kombinasi sejumlah keterampilan, seperti menyelam bebas (free diving) yang berpadu dengan pertunjukan.

"Saya menganggap air sebagai kanvas agar saya bisa membuat karya seni menggunakan hal itu. Dan air, dapat menyampaikan segalanya. Misalnya, ketika saya merasakan sesuatu, saya bisa mengekspresikannya melalui air," ujar Befalia.

Befalia berpendapat bahwa kesempatan itu merupakan kompetisi terbaik yang pernah diikutinya sejauh ini dan dia merasa gembira dapat mengikuti kontes tersebut.

"Ini merupakan industri yang masih sangat baru. Jadi, tidak banyak orang yang tahu tentang standarnya. Dengan adanya kompetisi putri duyung ini, kita dapat mengetahui mana yang bagus dan tidak, karena kita menentukan standarnya. Saya kira para atlet putri duyung China juga sangat bagus. Saya melihat mereka melakukan latihan dan pertunjukan. Itu seperti, wow!" tuturnya.

Kontes tersebut dimulai pada Selasa (19/9) di Kota Sanya, Provinsi Hainan, China selatan, dan diikuti oleh lebih dari 60 atlet dari berbagai negara, seperti China, Amerika Serikat, Jerman, dan Korea Selatan.

Ajang yang berlangsung selama dua hari itu diselenggarakan di Atlantis Sanya, yang mencakup nomor tunggal putra, tunggal putri, tim beranggotakan empat orang, dan pertunjukan putri duyung.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023