Cirebon (ANTARA) -
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menyatakan hasil tangkapan rajungan di daerah itu berhasil diekspor ke pasar global sebanyak 50 ton per tahun.
 
"Ada yang diekspor ke Jepang, Korea dan China. Khususnya rajungan ada fish apartement bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Mundu, itu per tahun sekitar 50 ton," kata Sekretaris DKPP Cirebon Andri Melasa di Cirebon, Minggu.
 
Ia mengatakan angka ekspor itu memang relatif kecil dibandingkan daerah lain, namun tetap memberikan dampak signifikan pada perekonomian masyarakat nelayan di Cirebon.
 
Selain rajungan, produksi ikan tangkap di Cirebon juga tergolong banyak dan diestimasikan meningkat sebanyak 5 persen dari beberapa tahun sebelumnya.
 
Berdasarkan data laporan dari tujuh tempat pelelangan ikan (TPI) di Bungko-Losari, hasil produksi ikan tangkap Kabupaten Cirebon pada 2022 mencapai angka 39 ribu ton.
 
"Untuk progres di 2023 target tersebut akan mengimbangi atau lebih," ujarnya.
 
Menurut dia, produksi ikan tangkap di daerahnya saat ini sedang terganggu akibat faktor cuaca sehingga produksinya cenderung turun.
 
Untuk mendongkrak produksi itu, ujar Andri, bantuan alat tangkap ramah lingkungan diberikan kepada sembilan kelompok usaha bersama (KUB) di Cirebon.
 
Andri menyebutkan sejauh hasil perikanan di Kabupaten Cirebon sudah dipasarkan ke sejumlah daerah dan kondisi perekonomian nelayan menjadi sejahtera.
 
"Sejauh ini pemasarannya sudah sangat baik dan bisa menyejahterakan masyarakat nelayan di Cirebon," ucap dia.

Baca juga: Nilai ekspor furnitur rotan Cirebon tembus 14,6 juta dolar AS

Baca juga: Bupati Cirebon lepas ekspor mangga ke Timur Tengah

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023