Kami banyak belajar bagaimana mengelola kelembagaan koperasi modern dengan mengaplikasikan digitalisasi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) memulai pelaksanaan program magang bagi 270 pengurus dan pengelola koperasi sebagai salah satu upaya merealisasikan target 500 koperasi modern.

Tiga koperasi yang menjadi tempat pembelajaran adalah KUD Mino Saroyo di Cilacap, Jawa Tengah, untuk Koperasi Nelayan; Kopsyah Benteng Mikro Indonesia di Tangerang, Banten, untuk Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS/BMT); dan Kopontren Al-Ittifaq di Bandung, Jawa Barat untuk Kopontren.

"Program magang seperti ini mendatangkan banyak manfaat bagi pengembangan koperasi ke depan," ucap Maldison salah seorang peserta magang di Ponpes Al-Ittifaq asal Kabupaten Agam, Sumatera, seperti dikutip dari keterangan resmi KemenKopUKM di Jakarta, Senin.

Bagi Maldison yang merupakan pengurus Koperasi Konsumen Syariah Ponpes Diniyyah Pasia, ilmu dari program magang yang diperolehnya akan sangat bermanfaat karena mencakup pengetahuan tentang manajemen sebuah koperasi yang baik dan benar. Termasuk bagaimana meningkatkan omzet koperasi dan meningkatkan kesejahteraan anggota.

Belum lagi kondisi wilayahnya yang sama dengan Ponpes Al-Itifaq, yaitu berada di daerah dingin. Sehingga bisa menjadi sarana untuk belajar mengembangkan sektor pertanian dan peternakan.

Baca juga: KemenkopUKM: Hilirisasi komoditas kelapa tingkatkan daya saing produk

Baca juga: Kemenkop UKM dan Garuda luncurkan UKMBOX sebagai solusi logistik UMKM


Peserta magang lainnya adalah salah satu pengurus Kopontren Al Hikmah 2 Benda asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, bernama Akmari.

Dia mengatakan bahwa dirinya beruntung mendapat kesempatan mengikuti program magang selama tujuh hari di Al-Ittifaq dan akan mengembangkan usaha sektor riil, khususnya pertanian.

“Kami banyak belajar bagaimana mengelola kelembagaan koperasi modern dengan mengaplikasikan digitalisasi," kata Akmari.

Ilmu dan pengetahuan lainnya yang didapat Akmari di Al-Ittifaq adalah koperasinya harus bermitra dengan pengusaha dan koperasi lainnya untuk mengembangkan usaha dan UMKM agar bisa naik kelas.

Peserta lainnya, pengurus Koperasi Konsumen Kopontren Rohmatul Ummah (Tulungagung, Jatim) Purwanto mengaku dirinya baru tahu ilmu pertanian secara menyeluruh saat magang di Al-Ittifaq, yakni bagaimana setiap hari harus panen, harus tanam dan sebagainya.

Selain itu, Purwanto juga menyebutkan penerapan digitalisasi di Kopontren Al-Ittifaq menjadi bekal tersendiri bagi koperasinya.

Ia pun berharap tetap ada pendampingan dari KemenKopUKM dan Al-Ittifaq saat mengimplementasikan ilmu yang didapat selama magang.

“Ke depan, kami bisa copy paste dari keseluruhan yang ada di Al-Ittifaq," ucap Purwanto.

Baca juga: MenKopUKM minta influencer promosikan produk lokal lawan produk asing

Baca juga: KemenKopUKM fasilitasi transfer pengetahuan wujudkan koperasi modern


 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023