Saya kira sudah lengkap fasilitasnya, bagus sekali
Hangzhou (ANTARA) - Chef de Mission Kontingen Indonesia Basuki Hadimuljono setelah meninjau langsung pelaksanaan Asian Games di Hangzhou, China, mengaku terkesan dengan pelayanan yang diberikan oleh panitia penyelenggara kepada para atlet dan tamunya.

"Saya tadi malam ke athlete village. Saya kira sudah lengkap fasilitasnya, bagus sekali, ruang makannya, makanannya lengkap dan melimpah dan lingkungannya sangat baik," kata Basuki ketika ditemui Antara di arena dayung Fuyang Water Sports Center, Senin.

Wisma bagi para atlet, awak media dan ofisial teknis, berada dalam satu komplek kawasan residensial dan komersil yang berlokasi di pinggir Sungai Qiantang dan dapat menampung sebanyak 20.000 orang.

"Sebetulnya lingkungan atlet ini untuk wilayah komersial, tapi sebelum dipakai, mereka gunakan dulu untuk Asian Games. Padahal semua unit sudah laku," kata Basuki

HAGOC selaku panitia Asian Games Hangzhou telah mengonfirmasi sekira 12.500 atlet akan berpartisipasi dalam pesta olahraga yang berlangsung dari 23 September hingga 8 Oktober nanti, memecahkan rekor 11.300 atlet di Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

Baca juga: Pusat Media Utama Asian Games Hangzhou mulai resmi beroperasi

Tak hanya memiliki bangunan-bangunan apartemen mewah, wisma atlet Asian Games Hangzhou juga menerapkan sistem hijau dan pintar sebagai salah satu upaya penyelenggara menekan emisi gas buang.

Sebagai contohnya, gelas minum yang dibuat dari jerami gandum, peralatan makan yang dapat terurai, hingga sumber cahaya yang berasal dari energi surya.

Bus-bus listrik juga digunakan sebagai shuttle di dalam kompleks wisma atlet dan menuju ke media center utama, bahkan ada mobil es krim tanpa awak yang berkeliling di area tersebut.

Para tamu juga dimanjakan dengan teknologi yang memungkinkan mereka memasuki gerbang pengecekan dengan cepat, yang dapat mengidentifikasi kartu identitas tanpa ditempelkan ke sensor, demi kelancaran arus masuk dan keluar.

Basuki yang juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu mengagumi kesiapan China dalam penyelenggaraan Asian Games ke-19 tahun ini setelah menyaksikan sendiri bagaimana pemerintah setempat membangun berbagai fasilitas olahraga yang megah dan modern.

Baca juga: Asian Games Hangzhou, pesta olahraga yang ingin memukau dunia

Basuki mengatakan bahwa China dari dahulu kala memang memiliki reputasi sebagai pembangun yang ulung, dengan bukti yang bisa terlihat hingga sekarang yaitu Tembok Besar China.

"Mereka dari dulu memang gila-gilaan. Idenya memang gila. Jadi semuanya bukan hal yang biasa-biasa. Yang namanya kerja mereka adalah kerja yang besar," ungkap Basuki.

Untuk kali pertama dalam sejarah Asian Games, Hangzhou 2022 bakal sepenuhnnya menggunakan listrik hijau sebagai pasokan listrik reguler di semua venue kompetisi.

Listrik hijau mengacu pada pasokan listrik dengan emisi karbon dioksida nol atau hampir nol selama proses produksi dan memiliki dampak lingkungan yang terbatas. Saat ini, tenaga listrik hijau di China sebagian besar berasal dari pembangkit listrik tenaga surya dan bayu.

Listrik yang dihasilkan dari kincir angin di Hami di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, dan panel surya di Jiayuguan di Provinsi Gansu disalurkan melalui jalur tegangan ultratinggi ke Hangzhou, kota tuan rumah pesta olahraga tersebut di China timur, demikian seperti dilaporkan Xinhua.

Baca juga: OCA sebut Asian Games Hangzhou edisi tercerdas dan ramah lingkungan

Sesuai dengan konsep Asian Games yang hijau, pihak penyelenggara telah memasukkan konservasi energi dan pengurangan emisi ke dalam desain dan konstruksi venue. Sebagai contoh, 1 kWh listrik dapat menyalakan lampu hemat energi di stadion utama dan natatorium selama 100 jam.

Pengelolaan konsumsi energi yang dinamis di stadion utama dapat membantu venue tersebut meningkatkan efisiensi energi hingga lebih dari 10 persen. Natatorium itu memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami luar ruangan (outdoor) untuk pencahayaan dalam ruangan (indoor), yang dapat membantu meningkatkan efisiensi pencahayaan indoor lebih dari 30 persen.

Atap kaca pada venue esports mampu mengendalikan jumlah radiasi panas dan cahaya matahari yang masuk ke dalam venue tersebut, sehingga secara efektif mengurangi konsumsi energi dan menyediakan lingkungan indoor yang nyaman bagi para penonton.

Baca juga: CdM: Perjuangan Indonesia masih panjang di Asian Games
Baca juga: Jokowi minta kontingen Indonesia raih 10 besar di Asian Games Hangzhou

 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023