Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Selasa, kembali mengukuhkan tiga guru besar dari fakultas berbeda, yakni Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik.

"Dua profesor yang dikukuhkan adalah, pertama, Prof Ikhwana Elfitri sebagai profesor dalam bidang ilmu teknik telekomunikasi pada Fakultas Teknik, kedua, Prof Yuliarni Syafritra sebagai guru besar dalam bidang ilmu neurologi Fakultas Kedokteran dan Prof Febrin Anas Ismail sebagai guru besar mekanikal teknik dan rekayasa struktur pada Fakultas Teknik," kata Ketua Dewan Profesor Universitas Andalas, Prof Marlina di Padang, Selasa.

Prof Ikhwana Elfitri dari Fakultas Teknik dengan judul orasi "Transformasi Digital pada Teknologi Pengolahan Suara: Tinjauan dalam Usaha Peningkatan Kualitas".

Baca juga: Rektor: Unand konsisten kembangkan inovasi dari tanaman gambir

Dalam orasi ilmiahnya Prof Ikhwana mengatakan transformasi digital merupakan isu yang populer dalam beberapa tahun terakhir, kemudian diiringi oleh kecerdasan buatan (AI). Secara umum, masyarakat fasih dalam mengucapkan istilah digital. Namun, tidak terlalu faham dengan hakikat data digital itu sendiri.

Prof Ikhwana mengatakan transformasi digital pada dasarnya bertujuan untuk menyimpan setiap data maupun informasi secara digital. Dengan demikian, masyarakat (pengguna) bisa mengolah data dan informasi dengan metode yang standar.

Dengan cara seperti ini, lanjut dia, transformasi digital bisa bermanfaat untuk banyak hal, di antaranya otomatisasi bagi dunia industri, perusahaan serta instansi. "Yang menjadi manfaat utama dari transformasi, kita bisa melakukan efisiensi sumber daya," ujarnya.

Sementara itu, Prof Yuliarni Syafritra dalam pidato ilmiah berjudul "Mengenal fungsi kognitif terkait usia dalam upaya meningkatkan kualitas hidup", mengatakan selama beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan angka harapan hidup penduduk di sebagian negara di dunia.

Namun, seiring peningkatan harapan hidup tersebut, juga ditemukan tingginya penyakit neurodegenerasi, salah satunya gangguan kognitif.

Dalam paparannya, guru besar bidang Ilmu Neurologi Fakultas Kedokteran tersebut, menjelaskan tiga kelompok bentuk perjalanan fungsi kognitif individu. Pertama, kelompok super aging atau kelompok individu yang berada pada usia lebih dari 80 tahun, dan memiliki kemampuan kinerja tes memori yang sebanding dengan orang dengan usia dua hingga tiga dekade lebih muda.

"Ini adalah kelompok yang sangat ideal menua dengan kualitas hidup sangat baik," ucapnya.

Baca juga: Unand libatkan dosen Ehime University wujudkan kampus kelas dunia

Kelompok kedua yakni forgetfulness atau kelompok mudah lupa dengan usia dan mild cognitive impairment atau kelompok yang berisiko jatuh menjadi demensia.

Orasi terakhir disampaikan oleh Prof Febrin Anas Ismail dengan judul "Local wisdom dalam mitigasi bencana. Studi kasus: Rumah masyarakat di Minangkabau"

Prof Febrin mengatakan sebagian besar bahan orasi yang disampaikan merupakan review hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan sejak tsunami Aceh pada 2004 hingga saat ini.

Dalam konteks mitigasi bencana alam, kearifan lokal mengacu pada pengetahuan dan praktik tradisional yang dikembangkan masyarakat dalam memitigasi atau menghadapi bencana.

Khusus di Tanah Minang, Prof Febrin mengatakan masyarakat Minangkabau sudah cukup arif menata lahan yang akan digunakan. Sebagai contoh di Nagari (desa) Adat Kabupaten Sijunjung. Di Nagari Adat tersebut masyarakat sudah memetakan dengan baik peruntukan lahan, baik untuk perumahan, sawah, ladang dan sungai.

Baca juga: Unand kumpulkan alumni terbaik bahas kemajuan perguruan tinggi

Baca juga: Gubernur Sumbar apresiasi inovasi Unand olah gambir jadi tinta pemilu


Hal tersebut juga tertuang dalam petatah dan petitih Minangkabau, yakni "Nan lereng pananam tabu, nan munggu kapakuburan, nan bancah batanam padi, nan data kaparumahan, nan baraia untuk itiak".

Artinya, yang lereng untuk menanam tebu, yang gundukan untuk pemakaman, yang berlumpur untuk menanam padi, yang datar untuk perumahan, dan yang berair untuk beternak itik.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023