Kabul (ANTARA News) - Taliban membebaskan empat dari delapan insinyur Turki yang disandera bulan lalu setelah helikopter mereka jatuh di Afghanistan, kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan para pejabat Afghanistan.

Para insinyur itu berada dalam kesehatan yang baik dan tawanan lainnya juga akan segera dibebaskan, demikian disampaikan gubernur distrik di daerah di mana para sandera itu diculik.

"Delapan insinyur Turki diculik baru-baru ini di Afghanistan ketika helikopter mereka mendarat. Terima kasih untuk upaya MIT (badan Intelijen Turki), dan empat dari mereka telah diserahkan kepada kami dan dalam keadaan aman," kata Erdogan pada satu unjuk rasa di Istanbul.

Seorang Rusia, seorang Kirghizstan dan Afghanistan diculik bersama dengan delapan insinyur Turki pada 21 April setelah pendaratan darurat helikopter mereka di Provinsi Logar, kubu Taliban di selatan ibu kota Kabul.

"Empat warga Turki dibebaskan di daerah terpencil di Provinsi Nangarhar sore (Ahad) ini. Mereka diserahkan kepada delegasi Turki," kata Hamidullah Hamid, gubernur distrik Hazra di Provinsi Nangarhar, kepada AFP.

"Mereka dibebaskan setelah upaya mediasi dan para pemimpin suku. Kelompok Taliban mengatakan kepada para pemimpin suku bahwa mereka akan membebaskan sisa tahanan mereka di waktu dekat. Mereka semua dalam keadaan sehat."

Penangkapan itu adalah penculikan warga asing terbesar dalam hampir enam tahun dan menyoroti suasana tak aman di Afghanistan pada saat pasukan tempur NATO mempersiapkan diri untuk ditarik keluar tahun depan.

Terakhir kali sekelompok besar orang asing diculik di negara itu pada Juli 2007, ketika Taliban menangkap 23 relawan gereja Korea Selatan yang bepergian melalui daerah selatan dengan kereta.

Para gerilyawan membunuh dua orang sebelum melepaskan sisanya, dan dilaporkan mereka bisa kembali dengan membayar tebusan.

Taliban digulingkan dari kekuasaan pada tahun 2001 oleh invasi pimpinan Amerika Serikat dan telah berjuang menghadapi tentara Afghanistan dan pasukan asing sejak itu.

Serangan oleh mereka dan para gerilyawan lainnya meningkat 47 persen pada kuartal pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2012, menurut angka dari Kantor LSM Keamanan Afghanistan.

Anggota NATO Turki memiliki sekitar 1.850 tentara non-tempur di Afghanistan, terutama di Kabul, demikian AFP.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013