Ankara (ANTARA News) - Tentara Turki pada Senin menyatakan kehilangan hubungan dengan salah satu jet tempur F-16-nya di Osmaniye, kota selatan di dekat perbatasan dengan Suriah.

Upaya pencarian dan penyelamatan atas pesawat hilang itu sedang berlangsung, kata pernyataan tentara.

Perbatasan Turki dengan Suriah memanas seiring dengan peningkatan kemelut di negara tetangganya itu

Pada Minggu, Turki menyatakan menangkap sembilan tersangka pemboman, yang merenggut 46 jiwa di kota Reyhanli, dekat perbatasan dengan Suriah, serta memperingatkan Damaskus mengenai pelanggaran batas wilayah tersebut.

Pemerintah Suriah membantah terlibat dalam ledakan kembar bom mobil itu, tapi Ankara menyatakan tersangka tersebut mengakuinya dan menuduh Damaskus menyeret Turki ke perang saudara di negara mereka.

Serangan mematikan itu, kata pengamat, menunjukkan peningkatan kemelut di wilayah tersebut menjadi tingkat kawasan sejak terjadi pada Maret 2011 dan kunci penting bagi Washington serta Moskow untuk menjadi penengah perundingan bersama untuk mendorong perdamaian.

"Mereka ingin membawa kami ke jalur mengerikan," kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Istambul, dengan menambahkan bahwa peristiwa itu membuat Turki berhadapan langsung dengan setiap upaya mengarahkan negeri itu pada keadaan tak menentu di Suriah.

Alat berat terlihat mengangkat puing gedung rusak akibat ledakan bom itu pada Sabtu lalu di Reyhanli, kota paling banyak menampung pengungsi Suriah di Turki.

Damaskus membantah tudingankan mendalangi serangan tersebut.

"Suriah tidak melakukannya dan tidak akan pernah melakukan perbuatan seperti itu, karena nilai kami tidak membenarkannya," kata Menteri Penerangan Omran al-Zohbi.

"Erdogan yang harus ditanya mengenai tindakan itu. Ia dan partainya harus bertanggungjawab langsung," tambahnya.

Turki, anggota NATO, menjaga jarak dari bekas sekutunya itu segera setelah Bashar mematahkan unjukrasa kelompok pendukung demokrasi pada 2011 di Suriah.

Omran mempertanyakan Erdogan mengeluarkan tuduhan itu sebelum pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan menuduh Erdogan berusaha menggagalkan upaya Rusia-AS menyelesaikan kemelut Suriah secara damai.

Ia menyatakan Erdogan mesti turun karena menjadi pembunuh dan menambahkan, "Ia tak boleh membangun kemenangan dengan bergelimang darah rakyat Suriah dan Turki."

"Pemerinth Turki mengubah perbatasan menjadi pusat terorisme antarbangsa, sebab negara tersebut membantu kedatangan senjata dan peledak, bahan peledak rakitan, mobil, uang dan pembunuh ke Suriah," katanya dikutip AFP.

(SYS/B002/H-AK)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013