Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, melaporkan banjir di wilayah tersebut menimbulkan satu korban jiwa setelah terpeleset kemudian hanyut dan tenggelam

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Arief Budiman dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Selasa, mengatakan seorang warga lagi yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan dalam kondisi selamat.

“Meninggal karena terpeleset dari rumahnya dan tenggelam karena banjir di Kecamatan Sembakung. Anak yang hilang sudah ditemukan,” kata Arief.

Lebih lanjut menurut Arief, banjir telah berangsur surut dan saat ini masih merendam dua desa di Kecamatan Sembakung Atulai serta enam desa di Kecamatan Sembakung.

Penurunan Tinggi Muka Air (TMA) hingga 50 sentimeter juga terpantau di wilayah Kecamatan Sembakung. Dengan adanya penurunan tersebut, maka elevasi sungai pun turun menjadi 4,5 meter dibanding hari sebelumnya yang mana mencapai posisi 5,05 meter.

“Banjir sisa menggenangi dua kecamatan, yaitu Sembakung Atulai ada dua desa dan Sembakung enam desa. Untuk Kecamatan Sembakung ada penurunan ketinggian air sekitar 50 dari kemarin,” jelas Arief.

Dengan alasan keamanan dan keselamatan, pihak PLN setempat masih memadamkan aliran listrik. Sebab, banjir masih belum benar-benar surut sepenuhnya di beberapa titik.

“PLN masih dimatikan, semua fasilitas umum masih terendam,” kata Arief.

Menurut laporan visual yang disampaikan Arief, banjir terlihat mulai surut dan namun masih merendam beberapa wilayah. Sebagian warga dibantu petugas juga sudah mulai membersihkan rumah dari sisa lumpur maupun material sampah dan puing yang terbawa hanyut oleh banjir.

Baca juga: Banjir telah berdampak pada 3.052 keluarga di Nunukan

Sementara itu menurut laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir yang dipicu oleh hujan di wilayah hulu perbatasan antara Malaysia-Indonesia itu telah berdampak pada 11.230 jiwa dari 3.976 KK. Sebanyak 1.198 rumah terdampak termasuk 51 unit fasilitas umum dan 54 hektare lahan pertanian turut terendam.

Adapun sebanyak 230 jiwa dari 62 KK masih mengungsi ke rumah kerabat maupun tenda darurat pengungsian mandiri maupun yang didirikan oleh lintas instansi.

Sebagai upaya penanganan darurat, lintas instansi terkait mulai dari BPBD Kabupaten Nunukan, Tagana Dinas Sosial, TNI, Polri, Satpol PP, relawan Destana, relawan kecamatan telah memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi maupun warga terdampak. Dinas Kesehatan turut membuka pelayanan kesehatan gratis bagi para warga. Selain itu, distribusi bantuan logistik serta peralatan juga sudah disalurkan.

Baca juga: Pemprov Kaltara bantu korban banjir Malinau dan Nunukan Rp400 juta

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023