Banjir telah berdampak pada rusaknya sawah masyarakat lebih dari 500 hektare di perbatasan. Di Malinau juga demikian, apalagi ini memasuki musim tanam
Tanjung Selor (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) meminta pemerintah dan DPR RI membantu pemulihan dampak banjir yang terjadi pada akhir September 2023 di tiga kabupaten wilayah itu.

“Kami meminta dukungan Komisi IX DPR RI dan Pemerintah (Pusat) untuk membantu penanganan dampak banjir yang melanda tiga kabupaten di Kaltara baru-baru ini,” kata Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP di Tanjung Selor, Jumat.

Ia bertutur banjir baru-baru ini hampir menggenangi sebagian wilayah Kabupaten Malinau dengan warga terdampak mencapai 63 ribu jiwa. Demikian juga dampak banjir terhadap enam kecamatan di Kabupaten Nunukan.

“Banjir telah berdampak pada rusaknya sawah masyarakat lebih dari 500 hektare di perbatasan. Di Malinau juga demikian, apalagi ini memasuki musim tanam,” tutur Yansen.

Menurutnya, bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Kaltara pada pekan terakhir September 2023 tersebut kurang terinformasi ke tingkat nasional.

Baca juga: Ratusan jiwa masih bertahan di posko pengungsian banjir Malinau

Untuk itu ia meminta dukungan Komisi IX DPR RI dan Pemerintah (Pusat) membantu penanganan dampak banjir yang terjadi Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

Sebelumnya pada 22 September 2023 banjir besar melanda lima kecamatan di Kabupaten Malinau yaitu Kecamatan Mentarang, Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan Malinau Barat, dan Kecamatan Malinau Utara, akibat meluapnya Sungai Mentarang dan Sungai Sesayap.

Banjir mengakibatkan ribuan rumah warga terendam, termasuk di Kabupaten Malinau, serta ratusan hektare sawah tergenang. Banjir juga menyebabkan dua unit rumah di Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, hanyut, serta jembatan gantung setempat putus dan terbawa arus banjir.

Oleh karena itu Yansen  meminta Pemerintah Pusat ikut turun membantu pemerintah daerah melakukan upaya penanggulangan.

“Karena banjir tidak hanya terjadi di Malinau, tetapi juga melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Nunukan, jadi ini sudah termasuk skala nasional,” tuturnya.

Banjir kali ini, menurutnya, terbesar yang pernah ia rasakan di Malinau, setelah banjir besar pada 1997. Sebab melalui pantauan udara hampir 80 persen desa di Malinau terendam.

Baca juga: Pemprov Kaltara bantu korban banjir Malinau dan Nunukan Rp400 juta
Baca juga: Lima kecamatan di Malinau terendam banjir


 

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023