Washington (ANTARA) - Utusan Korea Utara untuk PBB Kim Song menggambarkan 2023 sebagai tahun yang "sangat berbahaya" dan menghubungkannya dengan pertikaian nuklir yang dia tuding akibat ulah Amerika Serikat dan sekutunya.

"Karena histeria perseteruan nuklir yang terus dilancarkan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya secara sembrono, 2023 tercatat sebagai tahun yang sangat berbahaya ketika situasi keamanan militer di dalam dan sekitar semenanjung Korea mendekati ambang perang nuklir," ujar Song pada pidatonya di sidang Majelis Umum PBB ke-73 pada Selasa.

Dia menuduh AS dan Korea Selatan membuat pernyataan konfrontasi secara histeris, seperti "mengakhiri rezim" dan "menduduki Pyongyang", yang menurutnya merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip dan tujuan Piagam PBB.

"Mereka mengadakan latihan militer gabungan dalam skala terbesar, yang jelas menunjukkan sikap agresif di depan kami secara berturut-turut, seperti latihan 'Freedom Shield', 'Ssangryong', 'Combined Joint Fire Annihilation Drill', dan 'Ulchi Freedom Shield'," katanya.

Song menuding AS berada pada tataran praktis untuk memprovokasi perang nuklir dengan mengirimkan kapal selam dan pesawat pengebom yang membawa senjata nuklir di semenanjung Korea dan sekitarnya untuk pertama kali dalam beberapa dekade.

Dia juga menyorot pembentukan aliansi militer tripartit AS-Jepang-Korsel, yang menurutnya telah mewujudkan ambisi lama untuk membentuk "NATO versi Asia" dan memperkenalkan "perang dingin baru" di Asia Timur Laut.

Utusan Korut tersebut juga mengatakan bahwa tindakan sembrono AS dan sekutunya berpotensi menghancurkan situasi politik-militer dan struktur keamanan di kawasan itu.

Menurut dia, Korut didesak untuk semakin meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan diri.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Calon menhan Korsel janji "hukum tegas" Korut jika terjadi provokasi
Baca juga: Yoon ancam akhiri rezim Korut lewat aliansi Korsel-AS

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023