Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2013 melambat menjadi 22,2 persen sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik. 

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam keterangan mengenai hasil rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa, mengatakan meski melambat, kredit modal kerja dan kredit investasi masih tumbuh cukup tinggi sebesar 23,7 persen (yoy) dan 23,2 persen (yoy), sementara kredit konsumsi tumbuh 18,9 persen (yoy).

Sementara kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) sebesar 18,9 persen yang berada jauh di atas ketentuan minimum 8 persen dan rendahnya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross yaitu sebesar 1,97 persen pada bulan Maret 2013.

Bank Indonesia memandang tingkat pertumbuhan kredit perbankan masih cukup konsisten dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan moderasi fungsi intermediasi perbankan seiring dengan perlambatan kinerja perekonomian nasional.

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2013 akan lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya begitu juga pertumbuhan ekonomi selama sepanjang 2013.

BI memperkirakan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2013 tumbuh 6,02 persen, melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,11 persen, atau lebih rendah daripada perkiraan Bank Indonesia sebesar 6,2 persen.

Perlambatan Produk Domestik Bruto (PDB) bersumber dari permintaan domestik yang menurun, di tengah pemulihan ekspor yang masih terbatas. Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat sejalan dengan menurunnya daya beli akibat inflasi bahan makanan dan meningkatnya ekspektasi inflasi terkait dengan ketidakpastian kebijakan subsidi BBM.

Konsumsi pemerintah tumbuh rendah di awal tahun karena masih terbatasnya serapan belanja, khususnya belanja barang. Di sisi lain, investasi, khususnya nonbangunan, cenderung melambat dipengaruhi oleh prospek permintaan domestik dan internasional yang terbatas, sejalan dengan melambatnya investasi dan konsumsi, impor mengalami kontraksi.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2013 diprakirakan juga akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya dan berada di tingkat yang tidak jauh berbeda dari tingkat pertumbuhan triwulan I-2013.

Untuk keseluruhan tahun 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan mengarah ke batas bawah kisaran proyeksi 6,2 persen - 6,6 persen. (D012/N002)

Pewarta: Dody Ardiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013