Jakarta (ANTARA) — Industri reasuransi global dan nasional dinilai masih akan menghadapi tantangan hardening market pada 2024. 

Untuk menghadapi kondisi tersebut, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) telah menyiapkan strategi. 

Group Head Technical Analytic & Development Tugure Andriansyah
menjelaskan pihaknya saat ini sedang mempersiapkan proses pembaruan atau renewal retrosesi untuk kontrak pada 2024. Kondisi saat ini, jelasnya, masih sama seperti tahun lalu atau ketika mempersiapkan renewal retrosesi untuk periode 2023.

"Kondisi yang kami rasakan saat ini masih sama dengan kondisi akhir 2022. Atmosfernya menantang," jelasnya di sela-sela Webinar Reinsurance Market Update yang diselenggarakan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), beberapa waktu lalu.

Menurutnya, masih akan ada kenaikan harga yang ditetapkan oleh reasuransi/retrosesi global. Selain itu, jelas Andriansyah, masih ada perubahan signifikan dalam penilaian risiko yang dijalankan perusahaan reasuransi global, khususnya dalam aspek penetapan harga atau pricing. 

"Mereka [retrosesi] mempertimbangkan banyak hal, yang mungkin sebelum pandemi di-loading dengan nilai kecil," ungkapnya.

Di lain sisi, Andriansyah menilai sejumlah faktor lain, terutama peristiwa bencana atau katastropik dan inflasi akan mengerek harga yang ditetapkan retrosesi.

Dia memperkirakan peningkatan harga proteksi dari reasuransi global pada tahun depan masih akan sama dengan tahun sebelumnya yakni di kisaran 30%. Pada renewal 2023, jelasnya, rerata tarif retrosesi pelaku global kepada reasuransi dalam negeri meningkat pada kisaran tersebut.

Peningkatan itu, jelasnya, masih lebih kecil dibandingkan lonjakan harga retrosesi di sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat dan juga Malaysia yang mencapai kisaran 100%.

"Ekspektasi kami, pada renewal 2024, kenaikannya masih akan sama," jelasnya.

Oleh karena itu, Andriansyah mengatakan Tugure sudah mempersiapkan diri menghadapi kondisi luar biasa tersebut. Tugure, jelasnya, akan menjalankan strategi mendasar dengan menekankan transparansi.

"Soal strategi reasuransi menghadapi pasar retrosesi. Kami kembali ke basic, transparansi yang kami sampaikan ke retro, terkait business plan, policy yang kami jalankan. Semoga bisa mengurangi faktor unknown loading di pihak reasuransi global. Itu yang akan kami lakukan saat ini," tegasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023