Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan jasa keuangan yang bergerak di bidang pembiayaan, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance), mendapatkan pinjaman jangka panjang sebesar Rp 186 milyar (setara US$ 20 juta) dari International Finance Corporation (IFC), divisi sektor swasta dari Kelompok Bank Dunia. Melalui transaksi ini, kata Presiden Direktur WOM Finance, Benny Wennas, usai melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Kamis, IFC akan menyediakan dananya bagi segmen pasar yang seringkali terabaikan oleh sektor layanan keuangan, yaitu usaha-usaha skala kecil dan perorangan berpenghasilan rendah. Menurut Benny, dana tersebut untuk memberikan pinjaman bagi usaha-usaha skala kecil dan menengah dan individu dari kalangan berpenghasilan rendah, untuk membeli sepeda motor yang mereka butuhkan sebagai alat transportasi penting di dalam berusaha dan bekerja. WOM Finance akan mendapatkan pinjaman berjangka lima tahun dari IFC, dimana WOM Finance dapat memilih pinjaman dalam mata uang Rupiah atau dalam Dolar Amerika, dengan pengembalian pinjaman menggunakan kurs Rupiah / US$ yang terkait dengan kurs saat pencairan pinjaman, katanya. Perangkat pendanaan mata uang lokal ini akan melindungi WOM Finance dari fluktuasi mata uang / kurs. Ia mengatakan, Kami cukup senang bekerja sama dengan IFC dan ini merupakan pinjaman pertama yang kami terima dari lembaga internasional, kata Benny Wennas. WOM mempunyai lebih dari 90 cabang di Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sulawesi, WOM menempati posisi yang ideal untuk melayani kebutuhan pendanaan sepeda motor bagi usaha skala kecil dan menengah dan individu yang berpenghasilan rendah di seluruh Indonesia. Ia juga mengatakan, IFC memiliki komitmen untuk memberikan kepada kliennya jenis-jenis pendanaan yang mereka butuhkan, terutama melalui fasilitas pinjaman mata uang lokal, tambah Direktur IFC untuk Sektor Keuangan Global, Jyrki Koskelo. "Kami berupaya untuk selalu dapat meningkatkan kolaborasi dengan WOM Finance, termasuk membangun kemampuan mereka untuk melakukan sekuritisasi aset bila instrumen ini sudah memungkinkan menjadi sumber pendanaan di Indonesia," katanya. Pendanaan ini, katanya, semakin menunjukkan komitmen IFC di Indonesia untuk memberikan solusi terbaik untuk klien-kliennya, yang memiliki misi sesuai dengan misi IFC di dalam mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan. Struktur pinjaman ini menunjukan bahwa IFC dapat memberikan solusi inovatif dan pinjaman berskala besar sesuai kebutuhan sektor keuangan dan padat modal, seperti sektor manufaktur, bahan bangunan, dan infrastruktur. Bersamaan dengan pinjaman tersebut, IFC juga membantu WOM meningkatkan proses-proses bisnisnya sehingga dapat melayani para pelanggannya melalui prosedur operasional yang standar. IFC saat ini memiliki 15,01 persen saham WOM Finance, bersama dengan Bank Internasional Indonesia sebesar 46,99% dan DBS sebesar 5 persen. Pendiri WOM tetap memiliki 23 persen sahamnya, sedangkan sisanya 10% dimiliki oleh masyarakat. Menyinggung WOM Finance, Benny menambahkan, WOM Finance yang didirikan sejak tahun 1997 perusahaan mencatat kinerja keuangan cukup baik. Sejak lima tahun terakhir pertumbuhannya rata-rata per tahun (CAGR) aktiva dan ekuitas masing-masing sekitar 67 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2006