Hangzhou, China (ANTARA) - Trio atlet anggar Korea Selatan berstatus juara Olimpiade pada Kamis menyabet medali emas ketiga berturut-turut untuk negaranya dalam sabel beregu putra Asian Games, ketika pada hari yang sama pesenam Taiwan Lee Chih-kai mempertahankan dominasinya dalam nomor kuda-kuda pelana.

Dijuluki "The Avengers", Oh Sang-guk, Kim Jun-ho dan Gu Bon-gil membungkam pendukung tuan rumah di Hangzhou University Dianzi Gymnasium, setelah dengan meyakinkan menaklukkan lawan mereka dari China dengan 45-33.

Keberhasilan ini menjadi dorongan besar bagi ketiga atlet Korsel itu menjelang Olimpiade Paris tahun depan, ketika mereka akan mempertahankan medali emas yang mereka peroleh dari Olimpiade Tokyo lalu.

Gu, yang juga bagian dari tim peraih emas sabel Olimpiade London 2012, tampil pula membela Korsel dalam Asian Games Jakarta pada 2018 dan Incheon pada 2014.

"Kerja tim yang amat bagus dan penonton tuan rumah bersorak keras sekali, tetapi itu bukan masalah bagi kami," kata Gu, yang menjadi runner-up perseorangan nomor ini di bawah rekan satu timnya, Oh.

"(Oh) berikrar kepada saya bahwa kami bakal merebut emas dalam nomor beregu."

"Saya mempersembahkan medali perak perseorangan saya untuk istri saya dan emas saya bagi putra saya yang masih bayi."

Di Huanglong Sports Centre Gymnasium, Lee yang meraih medali perak kuda-kuda pelana pada Olimpiade Tokyo di belakang pesenam Inggris Max Whitlock, mengalahkan atlet Jepang Ryota Tsumura untuk menggondol medali emas setelah membukukan skor 15,50.

Petenis China Zheng Qinwen, yang baru saja mewujudkan impian melaju ke perempat final US Open, memastikan diri paling tidak memperoleh medali perak setelah menang susah payah 6-1, 6-7(5), 6-3 atas petenis Filipina berusia 18 tahun yang tampil mengesankan, Alex Eala, dalam semifinal.

Zheng akan bertemu rekan senegaranya Zhu Lin dalam final.

Ketegangan diplomatik

Ketegangan diplomatik menyelimuti Asian Games kali ini ketika atlet-atlet tembak Korea Utara menghindari rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Menteri Olahraga India memboikot upacara pembukaan setelah tiga atlet wushu negara itu tidak bisa tampil di Hangzhou gara-gara masalah visa.

Presiden Komite Olimpiade Rusia juga mengkritik penyelenggara Asian Games karena membatalkan keputusan mengizinkan atlet-atlet Rusia dan Belarus tampil dalam Asian Games kali ini.

Sebagian besar atlet Rusia dan Belarus dilarang mengikuti kompetisi internasional sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Wushu, seni bela diri tradisional China, menjadi cara mudah bagi tuan rumah untuk mengoleksi medali Asian Games sebelumnya dan kali ini pun terjadi di Hangzhou.

Tim China menyabet 11 dari 15 medali emas cabang olahraga ini.

Iran, negara yang paling antusias mendalami wushu di luar China, kalah tiga kali dalam tiga perebutan medali emas melawan tuan rumah pada Kamis, termasuk kekalahan mengenaskan yang dialami atlet Elaheh Mansoryan Samiroumi dalam kelas kelas 52-kg putri, sehingga terpaksa menjadi runner-up dalam tiga Asian Games berturut-turut.

Lima tahun setelah kalah dari Li Yueyao untuk memperebutkan emas Asian Games Jakarta 2018, Samiroumi kembali dikalahkan musuh bebuyutannya dari China itu. Dia menangis di podium.

Namun demikian, Iran tetap mampu finis dengan dua medali emas putra, yang keduanya diraih dari final melawan atlet-atlet wushu non-China.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ganda putri Aldila/Janice amankan perunggu tenis Asian Games Hangzhou
Baca juga: Timnas Indonesia U-24 disingkirkan Uzbekistan di fase 16 besar

 

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023