Pemerintah Indonesia menargetkan sekitar 4.000 restoran di berbagai negara mengusung konsep “Spice Up The World” tersebut.
Kuala Lumpur (ANTARA) - Tidak sulit mencari menu-menu khas Indonesia di jantung Kota Kuala Lumpur. Dari mulai menu masakan Jawa Timur, Aceh, apalagi Minang. Semuanya sangat mudah dijumpai di sana.

Ada ayam penyet, bakso, pecel lele, gado-gado, siomai, sate padang, nasi padang, pecel, soto lamongan, mi aceh, rawon, ayam geprek, pempek, batagor, cilok, cireng, nasi campur bali, satai madura, es teler, hingga martabak bandung.

Tidak hanya para diaspora yang membuka usaha masakan menu Indonesia, ada juga warga Malaysia yang berjualan menu-menu masakan Indonesia.

Ayam penyet dan ayam geprek jadi beberapa menu yang paling diminati. Menu tersebut mudah ditemui tidak hanya di Semenanjung Malaysia tetapi juga di Sabah dan Sarawak.

Bagi yang ingin mencobanya dapat dengan mudah menemukan warung, restoran, food court di Kuala Lumpur dan sekitarnya yang menyajikan menu-menu tersebut. Bisa pula memesannya secara daring melalui aplikasi pesan antar maupun e-commerce.
 
Menu tongseng yang dihidangkan di Rumah Makan Nusantara yang berada di Sunway Putra Hotel, Kuala Lumpur, Kamis (14/9/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



Opsi baru di Kuala Lumpur yang menyajikan menu-menu Indonesia yakni Rumah Makan (RM) Nusantara. Restoran yang pada pertengahan Maret 2023 lalu diluncurkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno itu mengusung konsep “Indonesia Spice Up The World”.

Jadi, mayoritas menu yang mereka tawarkan, menu-menu Indonesia seperti tongseng, sup betawi, nasi goreng kambing ala Kebon Sirih, ayam taliwang, satai padang, mi tek-tek, dan berbagai jenis kudapan ringan seperti cireng hingga pisang goreng.

Minuman yang juga jadi ciri khas Indonesia seperti es teler pun ada dalam menu mereka.

Namun bagi pengunjung yang kebetulan sedang tidak ingin menikmati masakan khas Indonesia, tentu ada juga opsi menu-menu masakan khas Malaysia.

RM Nusantara menjadi alternatif bagi mereka yang hendak menikmati masakan Indonesia dalam suasana yang berbeda, mengingat lokasinya berada di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Kuala Lumpur.
 
Country Manager BRI Malaysia Bagus L Maestoso mencoba pisang goreng yang dihidangkan di Rumah Makan Nusantara yang berada di Sunway Putra Hotel, Kuala Lumpur, Kamis (14/9/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



Menurut Senior General Manager Sunway Hotels & Resorts Wilfred Yeo Cha, suasana Indonesia sengaja dihadirkan di sana. Mereka juga menyediakan satu ruang khusus yang dapat digunakan bagi mereka yang ingin menikmati suasana lebih privasi.

Saat bersantap, pengunjung akan ditemani lagu-lagu dari musikus 1Indonesia, monitor televisi pun menayangkan siaran berita dari televisi Indonesia.

Wilfred yang pernah tinggal selama 4 tahun di Indonesia, mengaku memilih sendiri masakan-masakan, melakukan riset dan pengembangan, dan kontrol kualitas, hingga berani memasukkannya ke dalam menu.

Proses yang panjang pula mereka lakukan untuk bisa menyajikan soto betawi yang autentik tersaji di meja.

Ia mengaku terjun langsung dalam proses pembuatan masakan-masakan di sana guna memastikan rasa masakan, kualitas produk dan bahan baku, hingga porsi sudah sesuai.

Bahan-bahan makanan yang mereka olah pun menggunakan apa yang biasa memang digunakan di Indonesia. Terutama untuk kecap manis dan sirup, yang memang hanya diproduksi di Indonesia.
 
Menu ayam taliwang yang dihidangkan di Rumah Makan Nusantara yang berada di Sunway Putra Hotel, Kuala Lumpur, Kamis (14/9/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



ANTARA bersama dua rekan dari BUMN lainnya, Country Manager BRI Malaysia Bagus L.  Maestoso dan Country Manager Malaysia PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Fredrik Kasiepo sempat menjajal beberapa menu masakan di sana. Cireng dan kroket jadi makanan pembuka yang dicoba.

Ukuran cireng yang lebih besar dari biasanya lengkap dengan sausnya yang manis, asam, dan pedas terasa menyatu. Kroket dengan tekstur yang lebih lembut dari biasanya juga tersaji dengan ukuran sedikit lebih besar dari yang dijumpai di Indonesia.

Selain cireng, beberapa sajian lain yang dicoba yakni sate padang dengan ukuran potongan daging sapi yang lebih besar dari biasanya dan terasa manis lalu disajikan dengan kuah satai padang beserta potongan ketupat dan timun.

Selanjutnya ayam taliwang yang merupakan masakan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Porsi yang ditawarkan cukup besar, terdiri atas dua potong paha ayam dengan bumbunya sehingga dapat dinikmati setidaknya untuk dua orang.

Perbedaan dengan di tempat asalnya, lauk yang digunakan memang bukan ayam kampung. Selain itu, tidak dipadankan dengan plecing kangkung.

Menu masakan lain yang juga sempat dicoba yakni nasi goreng kambing ala Kebon Sirih, yang satu porsinya memang untuk satu orang. Namun demikian, tentu dapat juga untuk berbagi, jika terbiasa dengan porsi kecil.
Country Manager Malaysia PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Fredrik Kasiepo meninggalkan Rumah Makan Nusantara yang berada di Sunway Putra Hotel, Kuala Lumpur, Kamis (14/9/2023). ANTARA/Virna P Setyorini



Tentu masih banyak lagi menu Indonesia lainnya yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke rumah makan tersebut.

RM Nusantara juga menerima anak-anak magang dari perguruan tinggi di Jawa Tengah. Mereka mendapat kesempatan praktik kerja langsung sekaligus mendapat tambahan ilmu dan pengalaman di restoran itu.

Menurut Wilfred, mereka akan magang di sana selama 6 bulan, mendapat fasilitas tempat tinggal dan pendapatan juga. Karenanya, beberapa dari mereka mengaku ingin bisa lanjut bekerja di sana.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan sekitar 1.300 restoran di berbagai negara di dunia yang mengusung konsep "Indonesia Spice Up The World”. Kini, RM Nusantara menambah daftar itu.

Masih banyak yang perlu diupayakan agar konsep itu semakin dikenal di berbagai penjuru dunia.

Pemerintah Indonesia menargetkan sekitar 4.000 restoran di berbagai negara mengusung konsep “Spice Up The World” tersebut.

Ikhtiar itu juga sebagai upaya menaikkan kelas menu-menu Nusantara, yang kaya beragam rempah itu, ke meja-meja restoran di dunia.









 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023