Jakarta (ANTARA) -
Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan penyamaan kultur perusahaan menjadi salah satu kunci sukses BUMN yang merger.
 
"Ada yang memang harus diperhatikan agar perusahaan tersebut dapat bersinergi dengan baik ketika sudah bergabung," kata Toto di Jakarta, Jumat.
 
Menurut Toto, seluruh perusahaan memiliki kultur tersendiri yang bertujuan memberikan warisan atau legacy.
 
Kultur dan legacy dari setiap perusahaan itu lah, lanjut Toto, yang harus diselaraskan ketika bergabung dalam satu induk.
 
Dia melanjutkan, jika kultur tersebut tidak dapat diselaraskan maka induk perusahaan akan kesulitan mencapai tujuan yang sama.
 
Selain itu, Totok juga menekankan pentingnya sinergitas dan komunikasi antar perusahaan agar tidak terjadi intrik ataupun persaingan antar anak perusahaan.
 
Selanjutnya, dia juga mengatakan pemerintah harus menyetarakan standar operasional prosedur seluruh perusahaan yang telah bergabung.
 
"Standard prosedur harus dijadikan sebagai satu sehingga bagaimana lagi supaya tidak terjadi perbedaan warisan," jelas dia
 
Dengan standarisasi yang sama, dia yakin seluruh perusahaan akan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama.
 
Toto pun menyoroti beberapa perusahaan BUMN yang dinilai berhasil mengantisipasi hal tersebut dan berhasil setelah merger. Salah satunya PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang sudah dua tahun marger.
 
Menurut Toto, setelah Pelindo merger, pemerintah lebih mudah melakukan pengawasan kinerja perusahaan.
 
Toto juga menilai kinerja Pelindo setelah bergabung meningkatkan lantaran terjadi peningkatan deviden di tahun 2022 setelah resmi merger pada 2021.
 
"Kalau lihat kinerja Pelindo terjadi peningkatan revenue dan peningkatan keuntungan dan efisiensi semakin tajam," jelas dia.
 
Diketahui, Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan, PT Pelindo mencetak banyak pencapaian setelah resmi melakukan penggabungan perusahaan atau merger pada 2021.
 
Pencapaian tersebut dikatakan Rabin berkaitan dengan meningkatnya layanan pengantaran logistik, sektor wisata hingga integrasi pelabuhan dengan moda transportasi.
 
Menurut Rabin, pencapaian itu dapat terjadi karena kuatnya sinergitas antara jajaran terutama setelah Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV bergabung menjadi PT Pelindo.
 
Dia pun menyebut beberapa capaian Pelindo selama dua tahun terakhir yakni meningkatnya pelayanan logistik peti kemas dan non peti kemas di setiap pelabuhan.
 
Selain itu, dia mengatakan pelabuhan yang dikelola Pelindo berperan mendukung arus barang, seperti di Terminal Kijing, Provinsi Kalimantan Barat.
 
"Lalu pengoperasian jalan tol Cibitung-Cilincing serta konektivitas pelabuhan Belawan dan kereta di stasiun Sei Mangkei untuk perbaikan ekosistem logistik," kata Rabin dalam video kata sambutan di acara 'Voice of Stakeholder' Potret 2 Tahun Pelindo Pasca Penggabungan di Jakarta, Rabu.
 
Tidak hanya di bidang logistik, Rabin juga menyebutkan bahwa Pelindo ikut berperan meningkatkan perekonomian di sektor wisata melalui keberadaan Bali Maratime Tourism Hub (BMTH). Dengan adanya BMTH, lanjut dia, wisatawan akan lebih mudah mengaksesnya kawasan wisata di Bali.
 
Tidak hanya itu, dia juga mengatakan Pelindo berhasil mendapatkan kenaikan deviden sebesar 57 persen menjadi Rp 7,2 triliun.
 
Dengan capaian ini, Rabin berharap Pelindo dapat berperan aktif meningkatkan ekonomi maritim nasional sehingga dapat menarik investor asing masuk.

Baca juga: PT PP: Merger BUMN Karya masih digodok

Baca juga: Wamen BUMN: Rencana penggabungan AP I dan II optimalkan jaringan udara

 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023