... malah didiamkan dan menjawab tidak tahu. Kalau memang salah ya salah, tidak perlu ditutup-tutupi... "
Palangka Raya, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Puluhan siswa SD Katolik Santa Maria dibawa ke RS Bhayangkara karena sesak nafas dan pingsan akibat menghirup udara yang telah bercampur asap gas air mata berasal dari simulasi pengamanan pemilihan kepala daerah di halaman Kantor Walikota Palangka Raya, Kamis.

Udara di ruang kelas memang menyesakkan sehingga lebih dari 20 siswa pingsan dan sebagian berlari keluar karena sesak nafas, ungkap Guru SD Katolik Santa Maria, Suster Elisabet.

"Proses belajar mengajar terpaksa dihentikan karena semua siswa dibawa ke rumah sakit untuk di cek kesehatannya," tambah dia.

Ia menerangkan jarak antara gedung Santa Maria dengan halaman kantor pemkot sekitar 100 meter, tapi karena arah angin menuju ke sekolah maka gas air mata bercampur dengan udara.

"Jam 9 pagi kan siswa masih pada belajar di kelas jadi udara yang bercampur dengan gas air mata terhirup sehingga sesak nafas dan pingsan," beber Suster Elisabet itu.

Sementara itu belasan orangtua siswa yang datang ke RS Bhayangkara mengaku kecewa dengan sikap aparat kepolisian yang terkesan acuh bahkan merasa tidak bersalah pingsan dan sesak nafasnya para siswa.

Bambang, salah satu orangtua siswa mengaku mendapat kabar dari guru SD Katolik Santa Maria anaknya yang duduk di kelas 3 SD pingsan dan sudah dibawa ke RS Bhayangkara.

"Saat ditanya ke aparat malah didiamkan dan menjawab tidak tahu. Kalau memang salah ya salah, tidak perlu ditutup-tutupi," kata Dia sembari mengungkapkan biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung orangtua siswa.

Sementara itu Kapolres Palangka Raya, AKBP Hendra Rochmat, mengatakan, kejadian tersebut murni kemalangan dan tidak dapat diantisipasi manusia. Sebab arah angin yang membuat udara bercampur gas air mata sehingga membuat siswa SD Katolik Santa Maria pingsan dan sesak nafas.

"Mengenai biaya pengobatan akan ditanggung sepenuhnya oleh Polres Palangka Raya. Kami juga sudah bergerak cepat membawa siswa ke RS Bhayangkaran," demikian dia seraya meminta maaf atas musibah itu. 

Pewarta: Jaya Manurung
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013