Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memperkuat ketahanan pangan lewat Program Rumpon Massal, termasuk Gerakan Budidaya Pisang yang telah lebih dulu dicanangkan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.

Selain memperkuat ketahanan pangan, dua kebijakan ini juga digadang-gadang menjadi solusi untuk mengatasi kemiskinan dan inflasi.

Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Makassar, Sabtu menjelaskan terkait pengembangan rumpon secara massal, ditargetkan 500 ribu unit rumpon terbangun di perairan Selat Makassar dan Teluk Bone. Satu tahun ke depan, ditargetkan terpasang minimal 100 ribu unit rumpon.

"Dengan program tersebut, Sulsel akan menjadi produsen ikan laut terbesar mengalahkan Thailand," ujar dia.

Baca juga: DPKP Agam catat ada 50 rumpon buatan masyarakat di Danau Maninjau

Ia menambahkan, pihak swasta, perbankan, KUR, dan Dana Desa bisa diarahkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan rumpon secara massal. Sebagai gambaran, rumpon laut dalam seharga Rp35 jutaan, dan rumpon laut dangkal Rp10 jutaan per unit.

"Rumpon atau rumah ikan akan menumbuhkan plankton secara alamiah. Jika ada plankton yang banyak, maka akan berkembang ikan-ikan kecil. Jika ikan-ikan kecil banyak, maka otomatis ikan-ikan besar akan datang dalam jumlah banyak," ujar Bahtiar.

Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal, menjadi dua solusi sederhana dan cepat untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mengatasi kemiskinan, mengendalikan inflasi, memperkuat ketahanan pangan, dan mewujudkan kedaulatan pangan.

"Pengembangan budidaya pisang seluas 500 ribu hektar. Jika per hektar minimal 2.000 ribu pohon, maka akan ada satu miliar pohon pisang di Sulsel," kata Bahtiar.

Baca juga: Nelayan Cilacap mengembangkan rumpon di Samudra Hindia

Jika di Sulsel berhasil dikembangkan budidaya pisang hingga 500 ribu hektar, kata Bahtiar, maka Sulsel bisa mengalahkan Davao, Philipina, yang hanya memiliki 450 ribu hektar tanaman pisang.

"Sulsel bahkan punya potensi dua juta hektare lahan tidak produktif yang bisa ditanami. Satu tahun ke depan, hingga 2024 mendatang, minimal kita budidaya pisang di 100 ribu hektar lahan," ungkapnya.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023