kami terus berupaya agar kehadiran MES dapat dirasakan manfaatnya dan dapat memenuhi harapan untuk menjadi motor penggerak pengembang usaha
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir memastikan MES akan terus berupaya menjadi motor penggerak bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip syariah, di tengah situasi yang sulit dan terbatas.

Hal itu disampaikan Erick dalam sambutannya ada pembukaan Musyawarah Nasional VI MES tahun 2023 di Jakarta, Minggu.

“Kami menyadari betul bahwa di tengah situasi yang sulit serta serba terbatas pascaCOVID-19, dampak program-program MES mungkin belum sepenuhnya terasa optimal di masyarakat. Meski demikian kami terus berupaya agar kehadiran MES dapat dirasakan manfaatnya dan dapat memenuhi harapan untuk menjadi motor penggerak pengembang usaha yang sesuai dengan prinsip syariah,” tegas Erick.

Erick yang juga merupakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengatakan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yaitu sekitar 229 juta jiwa atau 87,2 persen dari total penduduk. Hal ini menjadikan Indonesia pasar potensi bagi produk ekonomi syariah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset industri keuangan syariah Indonesia pada akhir tahun 2022 mencapai lebih dari Rp2.813 triliun, atau tumbuh sebesar 13,4 persen dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kinerja perbankan syariah, asuransi syariah dan pasar modal syariah.

Indonesia juga memiliki potensi besar di sektor industri halal, di mana menurut Erick, State of the Global Islamic Economic Report tahun 2022 menempatkan Indonesia di peringkat keempat negara dengan ekonomi halal terbesar di dunia.

“Potensi ini dapat menjadi peluang bagi pengembangan ekonomi syariah Indonesia,” jelasnya.

Lebih jauh Erick menyampaikan meskipun memiliki peluang besar pengembangan ekonomi syariah, Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan antara lain market share industri jasa keuangan syariah yang relatif masih rendah yaitu 10,69 persen dari target 16 persen.

Artinya, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum menggunakan produk dan jasa keuangan syariah.

Selain itu, tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah yaitu 9,14 persen dan 12,12 persen, atau jauh tertinggal dibandingkan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional yang masing-masing sebesar 49,68 dan 85 persen.

Diferensiasi produk ekonomi syariah juga masih terbatas, sehingga inovasi dan kreativitas pelaku industri syariah masih sangat dibutuhkan untuk menciptakan model bisnis produk syariah yang tepat serta mengikuti perkembangan zaman.

Oleh karena itu, Erick menekankan, MES akan terus berupaya menjadi motor penggerak bagi pengembangan usaha berbasis syariah.

Sementara itu Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam arahannya meminta MES ikut berupaya mengembangkan ekonomi syariah di masyarakat hingga ke akar rumput.

“Tingkatkan peran dan kontribusi nyata MES sebagai penggerak pengembangan ekonomi syariah hingga level akar rumput,” ujar Wapres.

Wapres meminta agar diseminasi mengenai kontribusi ekonomi dan keuangan syariah terus digiatkan sehingga dapat dipedomani oleh masyarakat, sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah.

Selanjutnya, Wapres juga menekankan pentingnya mengawal visi Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia, serta membangun komunikasi dengan masyarakat yang merupakan mitra pemerintah.

"Terus tingkatkan jejaring kolaborasi, sinergi dan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pengembangan aktivitas ekonomi dan keuangan syariah," tutur Wapres.


Baca juga: KNEKS : Peran fintech penting guna tingkatkan inklusi keuangan syariah
Baca juga: 5 strategi keuangan syariah pembawa keberkahan


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga, Indra Arief Pribadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023