Baghdad (ANTARA News) - Seorang penyerang bom bunuh diri meledakkan mobilnya yang dipasangi bom di dekat dua bis di sebuah tempat suci Syiah di kota Kufa, Irak, Kamis, menewaskan sedikitnya 13 orang dan mencederai 40 lain, kata saksi mata dan sumber rumah sakit. Sumber-sumber itu menyatakan kepada DPA, sejumlah korban adalah jemaah Iran yang sedang turun dari bis di tempat suci Imam Haytham al-Tammar, sekitar 180 kilometer sebelah selatan Baghdad, ketika pemboman itu terjadi. Delapan warga Iran dan lima orang Irak tewas dalam serangan itu, sementara korban-korban cedera terdiri dari 22 warga Iran dan 18 orang Irak, beberapa diantaranya dalam keadaan kritis. Pasukan keamanan Irak segera pergi ke lokasi kejadian dan menutup daerah itu, dan ambulan-ambulan mengangkut korban-korban yang tewas dan cedera ke rumah sakit setempat sementara petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang ditimbulkan oleh ledakan tersebut. Ledakan itu disebut-sebut menghancurkan kedua bis itu dan merusak parah bangunan-bangunan di sekitar lokasi pemboman. Ribuan jemaah Iran berdatangan ke Irak untuk mengunjungi tempat-tempat suci Syiah sejak runtuhnya rejim Saddam Hussein pada 2003. Kufa juga merupakan markas ulama garis keras Syiah Moqtada al-Sadr. Pemimpin jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden mengeluarkan ancaman terhadap mayoritas muslim Syiah di Irak dalam sebuah rekaman yang disiarkan Sabtu oleh televisi satelit Arab al-Jazeera. Edisi Kamis surat kabar Irak al-Sabah mengutip Moqtada al-Sadr yang mengatakan, "Bin Laden bukan salah satu orang Sunni Irak" dan karenanya rakyat Irak seharusnya mengabaikan seruannya untuk menyerang orang Syiah. Kekerasan sektarian meningkat tajam di Irak setelah serangan gerilyawan Sunni pada Februari terhadap sebuah tempat suci Syiah di Samarra. Sementara itu, militer AS melaporkan bahwa mereka membunuh seorang anggota Al-Qaeda di Samarra pada Rabu yang diyakini memiliki hubungan dengan mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap tempat suci di kota itu. Empat orang lain ditangkap dalam penyerbuan itu, kata militer.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006