Di samping sehat, cerdas, kuat, juga harus bermoral baik dan memiliki akhlakul karimah (akhlak yang mulia)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya pembangunan akhlak pada anak bangsa, mendampingi sehat dan pintar untuk mewujudkan masyarakat yang produktif dalam menuju Indonesia Emas 2045.

"Di samping sehat, cerdas, kuat, juga harus bermoral baik dan memiliki akhlakul karimah (akhlak yang mulia)," kata Menko PMK dalam acara Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan yang diikuti di Jakarta, Senin.

Baca juga: Muhadjir ingatkan umat akan siklus kehidupan melalui momen Maulid Nabi

Menko Muhadjir menekankan kepintaran merupakan gerbang dari kesehatan. Dengan pintar dalam mengetahui apa yang baik dan tidak, maka seseorang akan dapat menjadi sehat jasmani secara utuh.

Selain kesehatan jasmani, kata dia, kesehatan rohani juga perlu diperhatikan. Kepintaran dan kesehatan jasmani bila tidak dilengkapi dengan kesehatan rohani yang tercermin dari akhlak seseorang akan menjadi percuma.

"Semua tidak ada artinya kalau akhlaknya buruk," tegas Menko PMK.

Menko Muhadjir menyebutkan sejumlah permasalahan di era modern seperti kehidupan yang semaunya sendiri, pragmatis, serta tidak memiliki orientasi di masa depan juga setelah kematian menjadi permasalahan bangsa yang harus ditangani dengan seksama.

Baca juga: Presiden setujui pemberian bantuan untuk korban gagal ginjal akut

Mencontohkan hal tersebut, dia menyinggung sejumlah golongan yang telah diwajibkan untuk melakukan dinas di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T), namun mangkir dari tugasnya.

"Saya juga mengalami sewaktu saya menjadi Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), ada beberapa oknum guru yang ditugaskan di daerah pelosok datang hanya tiga bulan sekali, itu pun hanya untuk mengambil gaji," ujar Menko Muhadjir.

Hal tersebut juga diperburuk dengan tidak meratanya sumber daya manusia (SDM) yang tersedia di daerah terpencil. Oleh karena itu, Menko Muhadjir mengusulkan agar perlakuan khusus diterapkan di daerah-daerah 3T demi mewujudkan SDM yang lebih merata.

"Ada tiga kecamatan (distrik) di suatu kabupaten di Papua Tengah, dokternya hanya satu. Bayangkan, tiga kecamatan tidak ada dokter," tambahnya.

Maka dari itu, Menko Muhadjir menyatakan Indonesia harus memiliki sebuah langkah serius dalam menanggulangi hal tersebut, demi membangun Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang.

Baca juga: Pemerintah akan tata ulang Museum Nasional pascakebakaran

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023