Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mengingatkan pemerintah provinsi untuk memastikan ketersediaan beras di pasaran sehingga tidak menjadi faktor pendorong utama inflasi di daerah pada Oktober 2023.

Artinya TPID Jambi harus menjaga pasokan beras di lapangan dalam jumlah besar untuk jangka waktu lama sehingga kalau beras tersedia banyak, diharapkan harganya menjadi terkendali," kata Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo di Jambi, Senin.

BPS mencatat bahwa di Provinsi Jambi terjadi kenaikan harga beras pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 sebesar Rp1.000 per kilogram. Agus menyebutkan, kenaikan harga beras Rp100 per kilogram saja akan memberikan andil besar bagi inflasi, sebab beras adalah komoditas yang memiliki penimbang terbesar.

"Mudah-mudahan di Oktober ini harga turun, kalau harga beras ini dari tingkat produsennya. Tergantung TPID bisa memasok beras sebanyak mungkin atau tidak," katanya.

Pada September 2023, Jambi mengalami inflasi gabungan Kota Jambi dan Bungo sebesar 1,70 persen (yoy). Sementara itu, secara bulanan, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 0,41 persen dan secara year on year sebesar 1,78 persen pada September 2023. Sedangkan di Bungo, inflasi September sebesar 0,35 persen (mtm) dan sebesar 1,17 persen secara year on year.

Komoditas utama yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi Kota Jambi September 2023 antara lain, beras sebesar 0,29 persen, bensin sebesar 0,04 persen, ketimun sebesar 0,03 persen dan diikuti komoditas seperti kentang, tempe, udang basah dan lainnya.

Sementara di Bungo, beras juga memiliki andil terbesar penyumbang inflasi pada September 2023 yaitu besar sebesar 0,34 persen, cabai merah sebesar 0,21 persen, akademi/perguruan tinggi sebesar 0,04 persen dan bensin sebesar 0,04 persen.

Sementara itu, Jabal Nur Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi mengatakan Pemerintah Provinsi Jambi menjamin ketersediaan beras yang cukup hingga enam bulan ke depan.

Ia mengharapkan masyarakat untuk tidak khawatir dengan pasokan beras karena pihaknya berupaya bersama Badan pangan Nasional dalam menjamin penyaluran beras ke pasaran tepat waktu.

Terkait kenaikan harga beras, ia menegaskan bahwa perlu diketahui terjadi perubahan harga gabah medium yang mengalami kenaikan dari Rp9.950 menjadi Rp11.500 per kilogram. Ketika terjadi kenaikan harga gabah tersebut, maka mempengaruhi harga beras yang ada di pasaran.

Untuk itu pihaknya terus melakukan gerakan pangan murah bersama Bulog dan pihak terkait hingga akhir tahun 2023.

Baca juga: BI mengapresiasi kerja sama Kota Jambi dan Sleman kendalikan inflasi

Baca juga: Menumbuhkan peran masyarakat mengendalikan inflasi pangan di Jambi

Pewarta: Tuyani
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023